Harga Naik, Cabai Produksi Petani Pangandaran Belum Mampu Stabilkan Harga

Petani pangandaran ruber id
Petani pangandaran ruber id

Harga Naik, Cabai Produksi Petani Pangandaran Belum Mampu Stabilkan Harga

PANGANDARAN, ruber.id — Cabai hasil produksi petani di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat belum mampu stabilkan harga cabai di pasaran.

Bahkan, harga cabai di 3 pasar tradisional di Pangandaran mengalami kenaikkan.

BACA JUGA: Petani Pangandaran Keluhkan Program Kartu Tani

Harga cabai di pasar tradisional Kalipucang dari harga semula Rp30.000/Kg menjadi Rp40.000/Kg.

Sementara, di Pasar Tradisional Pananjung semula Rp50.000/Kg menjadi Rp60.000/Kg.

Sedangkan di Pasar Tradisional Parigi semula Rp25.000/Kg menjadi Rp40.000/Kg.

Kepala Seksi Pembenihan Dinas Pertanian Kabupaten Pangandaran Restu Gumilar mengatakan, luas tanam cabai satu tahun terakhir di Pangandaran tercatat 29 Ha (hektare).

“Dari luas tanam 29 Ha, rata-rata produktivitas mencapai 62, 94 kuintal/hektare,” kata Restu kepada ruber.id, Kamis (2/1/2019).

Baca juga:  Tebing 20 Meter di Kersaratu Pangandaran Longsor, Jalur Panenjoan Jadi Alternatif

Restu menambahkan, selama tahun 2019, produksi cabai secara keseluruhan, setelah diakumulasi dengan lahan tanam tahun 2018 tercatat 52 Ha. Dengan capaian akhir panen sebanyak 32, 73 kuintal/Ha.

“Secara hitungan angka, jumlah hasil panen cabai di Pangandaran termasuk baik. Namun, belum bisa memberikan dampak kepada harga cabai di pasaran untuk stabil,” tambah Restu.

Restu menyebutkan, lokasi tanam cabai selama tahun 2019 area terluas terdapat di Kecamatan Langkaplancar dengan luas tanam 8 Ha.

Lalu, kata Restu, area kedua dengan luas tanam 10 Ha terdapat di Kecamatan Padaherang.

Sedangkan di Kecamatan Cimerak dan Kecamatan Cigugur, masing-masing seluas 3 ha.

Sementara, kata Restu, di Kecamatan Kalipucang, ada 2 Ha, dan Kecamatan Sidamulih, Kecamatan Pangandaran juga Kecamatan Parigi seluas 1 Ha.

Baca juga:  Tembok Penahan Tebing Sungai di Padaherang Pangandaran Ambrol

“Alasan cabai hasil produksi petani Pangandaran belum bisa stabilkan harga di pasar karena petani cabai belum terorganisasi,” jelas Restu.

Jika kondisi petani cabai di Pangandaran sudah terorganisasi dengan baik, maka pola tanam dan pemasaran bisa disinkronkan.

Sehingga, lanjut Restu, akan membuat harga cabai tetap stabil.

“Selain belum terorganisasi petani cabai di Pangandaran, penerapan teknologi kepada petani juga belum optimal. Sehingga, hasil produksi belum terjamin, baik dari kualitas maupun kuantitas,” ucap Restu.

Restu menjelaskan, agar cabai produksi petani di Pangandaran bisa menyetabilkan harga di pasaran, maka pada tahun 2020 ini, akan dikembangkan area tanam cabai seluas 20 Ha.

“Wacana kami akan mengembangkan area tanam cabai di Kecamatan Langkaplancar, Kecamatan Cigugur dan Kecamatan Parigi,” terang Restu. syam

Baca juga:  Aplikasi PeduliLindungi Diminta Jadi Syarat Masuk Objek Wisata

Baca juga berita ini: Jelang Ramadan, Harga Sembako di Pangandaran Naik, Cabai Rawit Makin Pedas