GAYAIN  

Penyakit GERD, Mirip Maag tapi Lebih Berbahaya

GEJALA penyakit GERD sering dikira maag karena hampir sama. net/ruber.id

Penyakit GERD, Mirip Maag tapi Lebih Berbahaya

ruber.id — Tahukah Anda, selain tukak lambung dan maag, ada satu lagi jenis gangguan pencernaan yang dapat mengganggu aktivitas harian Anda, yakni Gastroesophageal Reflux Disease alias GERD.

Beberapa orang menyangka bahwa GERD sama dengan maag, padahal keduanya berbeda. Bahkan, GERD lebih berbahaya daripada maag.

Menurut informasi yang berhasil dirangkum ruber.id, Gastroesophageal Reflux Disease tergolong sebagai gangguan pencernaan kronis yang mempengaruhi sfingter esophagus. Yakni otot berbentuk cincin yang terletak antara lambung esofagus bagian bawah.

Untuk pencernaan yang normal, sfingter esofagus bagian bawah akan membuka untuk memungkinkan makanan masuk ke dalam lambung. Kemudian, sfingter esofagus akan menutup kembali untuk mencegah makanan dan asam lambung kembali naik pada kerongkongan.

Nah, penyakit GERD terjadi ketika sfingter tidak berfungsi dengan baik, sehingga isi lambung bisa naik kembali pada kerongkongan. Ketika itu terjadi, Anda akan merasakan mual bahkan bisa mengalami muntah.

Baca juga:  Berikut Ciri-ciri Nyeri Haid Normal atau Tidak, Anda yang Mana?

BACA JUGA: Jangan Remehkan ISPA, Jika Dibiarkan Bisa Mematikan!

Selain itu, asam lambung yang naik juga bisa memberi rasa terbakar serta menyebabkan iritasi pada kerongkongan.

Perlu Anda ketahui, penyakit Gastroesophageal Reflux Disease lebih rentan dialami oleh orang-orang yang obesitas, sedang hamil, merokok, dan yang mengonsumsi obat-obatan. Memang, dalam pandangan awam, GERD kerap disamakan dengan penyakit maag. Namun, tanda-tandanya cukup berbeda.

Apabila gejala-gejala ini diabaikan dan tidak ditangani dengan serius, GERD dapat memicu komplikasi, misalnya asma.

Beberapa tanda-tanda yang dialami oleh penderita GERD di antaranya rasa asam di mulut dan regurgitasi. Jika Anda merasa asam di mulut, itu akibat sfingter yang lemah sehingga. Biasanya akan terasa selama berminggu-minggu.

Sementara regurgitasi adalah naiknya asam ke tenggorokan atau mulut. Umumnya menimbulkan rasa pahit, sendawa, dan bisa menyebabkan muntah. Dapat terjadi kapan saja, tetapi lebih sering terjadi pada malam hari.

Baca juga:  Menjelajahi Keindahan Tersembunyi Afghanistan

Gejala lainnya adalah heartburn, yaitu perasaan terbakar atau tidak nyaman di tengah dada bagian bawah. Ini biasa terasa setelah mengonsumsi makanan dan seringkali dikaitkan dengan Jantung.

Kondisi ini dapat menjadi semakin tidak nyaman ketika Anda membungkuk atau berbaring terlentang.

Penderita GERD juga akan merasakan gejala dyspepsia. Dyspepsia adalah perasaan tidak nyaman pada perut, seperti merasa mual setelah makan, sakit pada perut bagian atas, bersendawa, dan perut terasa sangat kenyang.

Kadang, Anda juga tidak bisa merasakan lapar atau tidak nafsu makan sama sekali akibat perut merasa kenyang.

Anda pun merasakan sensasi makanan yang menumpuk di tenggorokan atau dysphagia ketika terkena GERD. Hal ini terjadi karena penyempitan esophagus.

Baca juga:  Destinasi Wisata Kelas Dunia di Indonesia, Cocok Dikunjungi saat Libur Akhir Tahun

Anda tidak bisa menelan sehingga asupan kalori dari makanan yang dikonsumsi tidak cukup dan bisa menyebabkan masalah kesehatan lainnya.

Batuk parah juga bisa menjadi gejala GEED. Meskipun bukan sebagai gejala GERD, tetapi sekitar 25-40% penderita GERD juga mengalami batuk kronis.

Ada juga gejala lainnya seperti nyeri saat menelan, peningkatan air liur, berat badan menurun, iritasi tenggorokan, bau mulut, mulut kering, dan nyeri pada dada.

Bila terjadi tanda-tanda di atas, Anda perlu melakukan antisipasi sebelum GERD menjadi semakin parah. Anda disarankan menjaga berat badan dan menghindari pakaian ketat terutama di sekitar pinggang.

Hindari juga makanan dan minuman yang memicu heartburn serta biasakan makan dengan porsi kecil, tidak berbaring setelah makan, tinggikan posisi kepala saat tidur, dan jangan merokok. red