BERITA SUMEDANG, ruber.id – Proyek Tol Cileunyi, Sumedang, Dawuan (Cisumdawu) mengepung bangunan kantor Desa Mekarjaya, Kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.
Saat ini, tampak terlihat bangunan kantor Desa Mekarjaya berada persis di tengah-tengah lokasi proyek Tol Cisundawu.
Pada bagian depan dan belakang bangunan tersebut, kini tengah dibangun akses jalan oleh pihak proyek Tol Cisundawu.
Tak heran, jika bangunan kantor pelayanan Desa Mekarjaya ini, kini sering dipenuhi debu dari proyek Tol Cisumdawu.
Kondisi seperti ini, tentunya mengganggu aktivitas aparatur desa.
Sebab, hingga saat ini kantor Desa Mekarjaya masih difungsikan sebagai pusat pelayanan masyarakat.
Pjs Kepala Desa Mekarjaya Makmur D Mulyana mengatakan, tak bisa berbuat banyak.
Sebab, hingga saat ini bangunan kantor desa yang baru masih dalam tahap pengerjaan.
“Ya gimana lagi, untuk sementara ini, kami terpaksa bertahan dulu di sini.”
“Meski dikeliling proyek tol kami bertahan karena belum ada bangunan pengganti,” ucap Makmur.
Pihak desa sendiri, kata Makmur, sudah berencana untuk pindah ke bangunan baru yang telah dibangun di sekitar lapang desa.
Lokasinya, tepat di belakang Kantor Desa Mekarjaya saat ini.
Akan tetapi, kata Makmur, bangunan kantor desa yang baru tersebut belum rampung pengerjaannya.
“Jika dana bantuan Sapras (Sarana dan Prasarana) dari pemerintah provinsi cair, pasti akan kami manfaatkan untuk menyelesaikan pembangunan kantor desa yang baru.”
“Jadi, saat ini kami menunggu Sapras cair. Jika sudah selesai bangunannya, baru kami bisa pindah kantor,” ujarnya.
Makmur menuturkan, bangunan berikut tanah kantor Desa Mekarjaya saat ini memang telah tergusur oleh pembebasan proyek Tol Cisundawu.
Oleh sebab itu, bangunan kantor Desa Mekarjaya ini nantinya pasti akan dihancurkan oleh pihak proyek Tol Cisumdawu.
Sebagai gantinya, kata Makmur, Pemdes Mekarjaya telah membangun kantor baru yang lokasinya berjarak sekitar 300 meter di belakang bangunan kantor desa saat ini.
Kantor Desa Baru Didanai Sapras Provinsi
Makmur menambahkan, biaya pembangunan kantor desa baru ini, didanai sepenuhnya dari dana bantuan program Sapras dari Pemprov Jawa Barat.
Bantuan Sapras ini sendiri, sudah diterima selama tiga tahun secara berturut-turut.
“Dikarenakan belum ada uang pengantian untuk pembebasan lahan dan bangunan kantor desa yang lama.”
“Maka, pembangunan kantor desa yang baru, kami alokasikan dari dana Sapras,” sebutnya.
Makmur menyebutkan, jika dana pengganti untuk bangunan dan tanah desa yang terdampak proyek tol ini cair.
Maka, dana itu nantinya akan digunakan untuk biaya pembangunan fasilitas desa lainnya seperti GOR, ruang kelembagaan, hingga alun-alun desa.
“Jika ditanya nyaman atau tidak, ya jelas tidak nyaman, namanya juga di lokasi proyek.”
“Makanya, kami ingin bantuan Sapras segera cair juga supaya kami bisa secepat mungkin pindah kantor,” ujarnya.