Lestarikan Seni Sunda, Pemkab Sumedang Buka Pasanggiri Juru Kawih dan Binojakrama Padalangan
SUMEDANG, ruber.id — Seiring perkembangan zaman kesenian tradisional wayang golek dituntun untuk mampu bersaing dengan budaya lain.
Untuk dapat terus melestarikan seni sunda wayang golek ini, Pemkab Sumedang menggelar Binojakrama Padalangan dan Pasanggiri Juru Kawih tingkat Kabupaten Sumedang.
BACA JUGA: Keren! Sumedang Bakal Punya Sirkuit MotoGP
Kegiatan ini akan dilaksanakan selama dua hari ini, yaitu pada 28-29 September 2019. Penyelenggaraan tahun ini, diikuti 15 peserta juru kawih (Sinden), dan 10 orang dalang.
Pembukaannya dilaksanakan di Gedung Kesenian, kawasan Pacuan Kuda, Kelurahan Kotakaler Kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Sabtu (28/9).
Wakil Bupati Sumedang H Erwan Setiawan mengatakan, pagelaran seni wayang golek membutuhkan tempat untuk tetap bertahan, tumbuh dan berkembang di masyarakat.
“Sudah menjadi kewajiban selaku orang Sunda untuk terus melestarikan kesenian ini, sebagai bentuk apresiasi atas kreativitas para leluhur yang telah menciptakan seni tersebut. Salah satunya, melalui penyelenggaraan Binojakrama Padalangan ini,” ucap Erwan.
Dengan digelarnya acara tersebut, kata Erwan, diharapkan akan semakin mempertegas identitas keberadaan Sumedang sebagai Puseur Budaya Sunda.
Erwan meyakini, kemajuan di bidang seni budaya akan berjalan pararel dengan peningkatan kualitas hidup masyarakat Kabupaten Sumedang.
“Selain bertujuan untuk melindungi, melestarikan, mengembangkan, dan membina seni budaya di Kabupaten Sumedang, saya berharap, dengan diselenggarakannya acara ini dapat mendukung sektor pariwisata melalui kegiatan atraksi budaya dan dapat mendorong laju ekonomi masyarakat di Kabupaten Sumedang,” ucapnya.
Erwan menambahkan, terkait Pasanggiri Juru Kawih, arti dari istilah juru kawih, dalam bahasa Sunda berarti penyanyi lagu Sunda atau sering disebut sinden.
“Kegiatan ini juga diharapkan bisa memberikan kesempatan kepada para seniman agar lebih aktif, kreatif dan inovatif dalam menggarap seni budaya supaya lebih maju lagi,” harapnya.
Sementara itu, Ketua Persatuan Padalangan Indonesia (Pepadi) H Uar menyebutkan, seni kepesindenan dan seni padalangan merupakan salah satu seni peninggalan para leluhur Sumedang yang mempunyai arti luhur.
“Untuk itu, para seniman harus betul-betul dapat melestarikan warisan budaya leluhur ini.”
“Selain itu, pemerintah juga diharapkan dapat memberi motivasi dan dukungan agar para pelaku seni lebih bersemangat dalam tiap penggarapan seninya,” katanya. agoeng/luvi
Baca berita lainnya: Lindungi Aset Negara, Pemkab Sumedang Mulai Sertifikatkan Lahan Milik Pemerintah