PANGANDARAN, ruber — Sebanyak 30 Guru Raudlatul Athfal (RA) di Desa Bojongkondang, Kecamatan Langkaplancar, Kabupaten Pangandaran ikuti workshop peningkatan kualitas guru, Senin (5/8/2019).
Kegiatan tersebut digelar mahasiswa Institut Agama Islam Darussalam (IAID) Ciamis yang menjalankan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kabupaten Pangandaran.
Mahasiswa KKN IAID Ciamis Siraj Naufal mengatakan, guru merupakan tenaga profesi yang mempunyai fungsi, peran, dan kedudukan yang sangat penting dalam mencapai visi pendidikan. Yanki menciptakan insan Indonesia cerdas dan kompetitif.
“Sebagaimana tercantum dalam UU Nomor 14/2005 tentang Guru dan Dosen, bahwa profesi guru harus dihargai dan dikembangkan,” katanya kepada ruber.
Profesionalitas guru, kata Siraj, sering dikaitkan dengan tiga faktor. Yaitu kompetensi guru, sertifikasi guru, dan tunjangan profesi guru.
“Ketiga faktor tersebut merupakan latar yang disinyalir berkaitan erat dengan kualitas pendidikan.”
“Dengan kompetensi yang dimilikinya bisa mendorong proses dan produk kinerja yang dapat menunjang peningkatan kualitas pendidikan,” ujarnya.
Sementara, Pemateri Workshop Soni Samsu Rizal menambahkan, peningkatan kualitas guru adalah bagian dari peningkatan potensi.
Maka dari itu, kata Soni, potensi yang harus dimiliki setiap guru RA yakni potensi pedagogi, profesional, sosial, dan kepribadian.
“Menjadi problem yang harus disoroti ketika guru RA banyak lulusan SMA, karena RA jenjang pendidikan anak usia dini (6 tahun ke bawah) dalam bentuk pendidikan formal,” tambahnya.
Di indonesia, kata Soni, menempuh pendidikan TK/RA tidak wajib. Namun, di lapangan banyak SD yang mewajibkan calon siswanya lulus TK/RA.
“RA/TK pendidikan anak usia 4-6 tahun jalur formal yang diakui pemerintah dan tercantum dalam UU RI Nomor 20/2003,” sebutnya. dede ihsan
Foto: MAHASISWA KKN IAID Ciamis gelar workshop peningkatan kualitas guru RA di Pangandaran, Senin (5/8/2019). dede/ruang berita
