PANGANDARAN, ruber — Angka pengangguran terbuka di Kabupaten Pangandaran mencapai 3.4%. Angka ini merupakan yang terendah se Jawa Barat.
Untuk terus menurunkan angka pengangguran ini, Pemkab Pangandaran akan jor-joran dan menggenjot sektor pertanian.
Bupati Kabupaten Pangandaran Jeje Wiradinata mengatakan, sektor pertanian di Pangandaran berkontribusi cukup besar.
Maka, kata Jeje, tahun depan Pemkab Pangandaran akan mulai fokus pada peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) dan pemberdayaan masyarakat.
“Kami akan mulai jor-joran di situ, apalagi angka pengangguran terbuka di Pangandaran hanya 3,4 persen, terendah di Jawa Barat,” ujarnya.
Salah satu penyebabnya, kata Jeje, karena terserap oleh bidang pertanian, sehingga mengurangi urbanisasi.
“Saat ini Pangandaran sudah mulai ekspor kelapa butiran segar ke supermarket di Timur Tengah dan Australia melalui pelabuhan Tanjung Priok Jakarta,” terangnya.
Maka dari itu, kata Jeje, pemerintah akan terus mencari terobosan untuk mendorong pengusaha muda lokal agar dapat melakukan ekspor melalui pelabuhan Pangandaran di Bojongsalawe.
Saat ini, lanjut Jeje, peningkatan yang diperlukan dalam sektor pertanian ada dua, yakni peningkatan produksi dan kualitas hasil tani.
“Hingga Maret 2019 surplus padi di Pangandaran masih 21.000 ton,” katanya.
Tak hanya itu, komoditas kelapa juga sangat besar berkontribusi bagi perekonomian masyarakat di Pangandaran.
“Kelapa di Pangandaran sudah tua, perlu peremajaan. Dalam sehari saja kurang lebih mencapai Rp3 miliaran,” ujarnya.
Terlebih, kata Jeje, untuk menekan angka pengangguran sekarang ini Pemkab Pangandaran sedang menjajaki kerjasama dengan pihak swasta, yaitu PT Unilever untuk peremajaan dan mengembangkan kelapa hibrida.
“Pemerintah tengah menjalankan empat kebijakan yang akan rampung di tahun ini, yakni bidang pendidikan, kesehatan, infrastruktur dan penataan kawasan wisata,” katanya. dede ihsan
