Petani Pangandaran Keluhkan Program Kartu Tani

PETANI Pangandaran panen padi. red/ruang berita

PANGANDARAN, ruber — Sejumlah petani asal Kabupaten Pangandaran mengeluhkan program kartu tani.

Alasannya, penggunaan kartu tani dinilai rumit.

BACA JUGA: Tahun Ini, Pemerintah Bangun 940 Rumah untuk Warga Miskin Pangandaran

Kepala Bidang Penyuluhan pada Dinas Pertanian Kabupaten Pangandaran Enjen Rohjena mengatakan, program kartu tani di Provinsi Jawa Barat dimulai sejak 2017.

“Sejak diluncurkan kami gencar menyosialisasikan kartu tani ke petani,” kata Enjen kepada ruber, Kamis (28/2/2019).

Semula, kata dia, saat disosialisasikan program kartu tani ini respons petani positif.

Namun, sesudah masuk ke tahapan teknis, banyak kendala yang dikeluhkan petani.

“Kendala teknis tersebut di antaranya, ada perbedaan input data dari Kementerian Pertanian dengan pihak jasa perbankan,” tambah Enjen.

Baca juga:  Siap Hadapi Pilkada 2020, Pasangan Jeje-Ujang Endin Kunjungi 3 Pondok Pesantren di Pangandaran

Input data yang diminta oleh Kementerian Pertanian hanya nama, NIK, luas lahan, nama Ibu kandung dan nama kelompok tani.

Sementara, kata dia, oleh pihak perbankan diminta input data yang berbeda.

“Masalah administrasi lain di antaranya belum adanya kerjasama penggunaan NIK dengan pihak Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, sehingga data yang digunakan tidak valid,” ucapnya.

Padahal, lanjut dia, dengan program kartu tani ini penggunaan pupuk di masyarakat akan terdistribusikan secara optimal dan tepat sasaran.

“Selain mengoptimalkan penggunaan pupuk di masyarakat dan tepat sasaran, petani juga dapat memperoleh harga pupuk bersubsidi,” jelasnya.

Untuk petani yang berhak memiliki kartu tani di antaranya petani yang memiliki lahan pertanian di bawah 2 hektare.

Baca juga:  Kedelai Wilis Jadi Bahan Baku Kecambah di Pangandaran

“Harga pupuk di pasaran nonsubsidi saat ini Rp8000. Jika petani membeli dengan harga subsidi dan memiliki kartu tani maka harganya hanya Rp2000,” terang Enjen.

Selain dikeluhkan oleh petani, program penggunaan kartu tani juga akibat belum maksimalnya perangkat elektronolik di kios pupuk.

“Banyak kios pupuk di Pangandaran yang masih belum bisa menyediakan pupuk yang terintegrasi dengan program kartu tani,” katanya.

Berdasarkan data, Dinas Pertanian Kabupaten Pangandaran mengusulkan cetak kartu tani sebanyak 35.851.

Dari jumlah 35.851 yang diusulkan terverifikasi 27.357, dan tercetak sekaligus disalurkan sebanyak 27.218. red

loading…