EKBIS  

Berbisnis Double B, Sarah Sudah Mandiri sejak Kelas 1 SMA

Images
Images

SUMEDANG, ruber — Jika mayoritas saat ini yang menjalani bisnis sampingan adalah mahasiswa, lain halnya dengan Sarah Sampepadang.

BACA JUGA: Salman Ariest: Bisnis Buku Itu Kreatif dan Ramah Lingkungan

Meskipun baru duduk kelas 3 SMA Sumedang, ia sudah membuktikan bisa eksis berbisnis brownies bakar dan bolu kukus (double B).

Latar belakang ingin belajar berwirausaha sejak dini dan ingin membantu orang tua, bisnis yang dijalankan bersama ibunya sudah berjalan sekitar 2.5 tahun dan telah memiliki brownies bakar dengan beraneka varian rasa.

“Jualan brownies bakar rasa coklat dan coklat putih harga 2.000, greentea harga 2.500. Kalau bolu kukus harga 1.500,” ujarnya kepada ruber, Selasa (22/1/2019).

Baca juga:  Belasan Ribu Pendukung Prabowo-Sandi Padati Jalur Kota Sumedang

Selain menjajakan brownies bakar dan bolu kukusnya dengan berkeliling dari kelas ke kelas di sekolahnya, Sarah juga dibantu oleh teman-temannya yang ingin berbisnis dari sekolah yang berbeda.

“Ada temen-temen yang mau ikut join. Semenjak aku kelas 12, bisnis double B aku turunkan ke adik kelas. Adik kelasku ini keren karena hampir setiap hari selalu habis cepet, dan dia aktif di sekolah,” ujarnya.

Brownies bakar dan bolu kukus yang laris sampai 100 buah per hari ini, menurut Sarah, sangat murah meriah untuk kalangan pelajar dan dia menggunakan bahan berkualitas baik untuk bisnisnya.

“Dua-duanya laris sih, karena kan selera konsumen beda-beda. Dan puji Tuhan, semua pada suka produk aku, karena aku kalau jualan nggak mau yang asal. Aku pakai bahan-bahan yang premium jadi enak tapi tetap harganya terjangkau,” tuturnya.

Baca juga:  Pemkab Siapkan Rp5 Miliar Untuk Peremajaan Kelapa di Pangandaran

Sarah mengaku sejak menduduki kelas 1 SMA dan mulai berbisnis, dia sudah tidak meminta uang jajan kepada orang tuanya dan belajar menabung.

“Kalau ada bayar uang kaos ekskul, uang iuran, puji Tuhan aku bisa bayar sendiri. Dan waktu kelas 2 SMA, aku disaranin ayah untuk ambil kredit motor yang cicilannya 700ribu/bulan, dari situ aku belajar nabung,” akunya.

Pantang pulang sebelum habis telah menjadi keseharian Sarah agar produknya laris dan dikenal banyak orang, harus ramah terhadap pelanggan juga.

“Pastinya harus berani ngomong dan pinter merayu, karena orang nggak akan tahu produk kita kalo kita cuma diem-diem bae,” tambahnya.

Saat pembeli sepi, kata Sarah, harus banyak bersabar karena banyak pelajar lain yang berbisnis juga seperti dirinya.

Baca juga:  Bank bjb Catatkan Pertumbuhan Aset 16.7% pada Kuartal I Tahun 2021

“Aku selalu percaya ‘rejeki mah moal patuker’ jadi dibawa enjoy.
Mencoba, mencoba dan mencoba. Karena kalau kita nggak nyoba, kita nggak akan tahu hasilnya. Jangan lupa dibarengi doa dan survei pasar, apa yang bakal banyak diminati, dan atur-atur uangnya jangan sampai habis dipake jajan doang,” ujarnya mengakhiri. riany/mg

loading…