GAYAIN, ruber.id – Dua atlet muda dari Sasana Barongsai Long Wang Indonesia membuktikan bahwa, usia bukanlah penghalang untuk berprestasi di panggung seni dan olahraga Barongsai.
Kedua bintang muda barongsai asal Kota Bandung tersebut, yaitu Zulfikar Abdul Rozzak, 15; dan Zean Fahreza Putra Al Aziz, 11.
Meskipun bersaing dengan atlet-atlet yang jauh lebih tua, keduanya tampil percaya diri dan berhasil membawa pulang berbagai penghargaan bergengsi.
Mereka tidak hanya mengukir prestasi, tetapi menjadi inspirasi bagi anak muda lainnya untuk mengembangkan potensi diri sejak dini.
Ukir Prestasi Membanggakan
Zulfikar, telah mencatatkan sederet prestasi di usia belia. Dengan pengalaman latihan selama dua tahun, ia telah meraih penghargaan di beberapa ajang.
Seperti Kejuaraan Miko Mall, Presiden Cup Jakarta, dan runner-up di Cibadak Fun Day 2024.
Dalam latihan, Zulfikar tidak hanya berperan sebagai kepala Barongsai. Tetapi, mencoba berbagai peran lainnya seperti pemain tambur dan pemain meja.
“Kalau biasa latihan, saya menjadi pemain kepala Barongsai, kadang bermain meja. Kadang juga, bermain tambur,” ungkap siswa kelas 9 SMP ini, pada Jumat, 24 Januari 2024.
Zean, meskipun baru berusia 11 tahun, telah mencetak kemenangan luar biasa.
Ia meraih juara di tiga kompetisi besar, termasuk Kejuaraan Miko Mall, Kejuaraan Jakarta, dan Juara 1 di Cibadak Fun Day 2024.
Menjelang kompetisi atau perayaan Imlek, Zean menjalani latihan intensif hingga 7 hari penuh dalam seminggu.
“Seminggu setiap hari latihan, tujuh hari full,” ujar Zean.
Perjalanan Menuju Barongsai
Kecintaan Zulfikar dan Zean terhadap Barongsai, berawal dari kegemaran mereka menonton pertunjukan seni tradisional ini.
Dukungan dari teman-teman dan rasa penasaran membawa mereka untuk bergabung dengan Sasana Barongsai Long Wang Indonesia.
Bagi keduanya, Barongsai tidak hanya menjadi hobi, tetapi juga jalan untuk meraih prestasi.
Menurut Agus Hendrik Priatna, pemilik sekaligus pelatih Sasana Long Wang Indonesia, kunci kesuksesan Zulfikar dan Zean terletak pada latihan fisik yang intensif.
Latihan ini berfokus pada ketahanan kaki, tangan, dan perut, yang menjadi elemen penting dalam pertunjukan Barongsai.
“Kenapa saya utamakan latihan fisik? Karena mereka harus mengembangkan ketahanan di kaki, tangan, dan perut. Tiga unsur itu sangat vital, makanya saya tekankan fisik dulu,” jelas Agus.
Harapan untuk Masa Depan
Agus berharap, Zulfikar dan Zean dapat terus mengukir prestasi di masa depan.
Ia juga ingin anggota lain di timnya, termotivasi untuk mengikuti jejak mereka dan membawa nama Sasana Long Wang Indonesia semakin bersinar.
Zulfikar dan Zean adalah bukti nyata bahwa dengan semangat, kerja keras, dan dedikasi, siapa pun bisa mencapai hal-hal luar biasa. Bahkan, di usia yang masih muda.
Seni Barongsai, kini bukan hanya sekadar warisan budaya. Tetapi, ajang untuk mencetak bintang masa depan yang membanggakan.***