Warga Indramayu Temukan Fosil Gajah Purba, Awalnya Hendak Dijadikan Batu Akik hingga Tungku Masak

Warga Indramayu Temukan Fosil Gajah Purba, Awalnya Hendak Dijadikan Batu Akik hingga Tungku Masak

INDRAMAYU, ruber.id — Warga Dusun Ciwado, Desa Cikawung, Kecamatan Terisi, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat temukan fosil gajah purba.

Hewan vertebrata, jenis stegodon atau gajah purba ini ditemukan warga di lembah Sungai Cilalanang yang sangat terjal.

Warga Desa Cikawung penemu fosil hewan purba ini yaitu Unang Herman.

Ia, menemukan fosil gajah purba ini saat melakukan aktivitas di sekitar objek wisata alam Ciwado.

Pada mulanya, Unang membiarkan temuan tersebut berserakkan di atas tanah.

Tapi kemudian, temuan itu diambil dan dibawa pulang ke rumahnya karena ada keinginan untuk digosok menjadi batu akik.

“Warga di sini tidak tahu kalau itu fosil. Dan dibiarkan saja di lembah. Batu diangkat dan dibawa pulang, setelah ada keinginan untuk dibuat batu akik,” kata Unang.

Baca juga:  Ada Wanita Hilang di Gunung Kareumbi

Keinginan membuat akik ini, kata Unang, diurungkan dan ia menyimpan batu tersebut di pos wisata Ciwado.

Ia baru mengetahui temuannya itu merupakan fosil hewan yang berumur jutaan tahun ini setelah bertemu Turidi.

Lalu, Unang memperlihatkannya kepada Turidi, yang merupakan fotografer asal Jakarta.

Karena ketidaktahuan warga, banyak yang menjadikan fosil tulang berukuran panjang ini untuk tungku memasak di dapur.

Hingga akhirnya, temuan ini disampaikan kepada Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kabupaten Indramayu.

Dari hasil konsultasi dengan DR Lutfi Yondri, peneliti utama di Balai Arkeologi Bandung, sudah dapat dipastikan sebagai fosil hewan vertebrata jenis stegodon atau gajah purba.

Ketua TACB Kabupaten Indramayu Dedy S Musashi menyebutkan, fosil yang ditemukan di Ciwado ini memiliki panjang 32 sentimeter dan lingkar tulang 22 sentimeter.

Baca juga:  Cara Ampuh Pemkot Depok Tingkatkan PAD, Mudahkan Wajib Pajak Pula

Tim TACB Indramayu bersama Cagar Budaya Disparbud Kabupaten Indramayu kemudian menyusuri lokasi sekitar temuan dengan radius 1 kilometer.

Dari hasil survei awal, kata Dedy, tim juga menemukan serpihan tulang dan taring hewan sejenis.

Termasuk, kata Dedy, banyak ditemukan molusca yang banyak menempel di dinding batu.

Untuk sementara, kata Dedy, temuan fosil ini diamankan terlebih dahulu di lokasi yang aman.

Sehingga, lanjut Dedy, terhindar dari pemburu fosil ilegal.

Terkait dengan temuan ini, TACB Indramayu juga sudah melaporkan kepada Balai Arkeologi Bandung dan Balai Pelestarian Cagar Budaya di Banten.

Dari laporan ini, kemudian akan ditindaklanjuti ke Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran.

Baca juga:  Perkuat Keandalan Sistem Jawa-Bali, PLN Bangun GITET 500 kV di Indramayu

Ditanya mengenai usia fosil tersebut, Dedy mengaku belum dapat diketahui sebelum dilakukan penelitian lebih lanjut.

Akan tetapi, lanjut Dedy, berdasarkan literasi yang ada menyebutkan masa hidup gajah purba diperkirakan pada masa pleistocen awal afau sekitar 1.5 juta tahun yang lalu.

Selain di Indramayu, tim geologi juga menemukan fosil stegodon di Kabupaten Majalengka.

Di Majalengka, tim menemukan berupa gading dengan ukuran panjang mencapai 3 meter.

Kabarnya, temuan serupa juga ditemukan di situs Semedo Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. (R003/IJnews)

Baca berita lainnya: Tiga Benteng Pengintai Zaman Jepang Ditemukan di Pantai Dadap Indramayu