twads.gg

Turki dan Israel Berunding Agar Tidak Bentrok di Suriah

Turki dan Israel Berunding Agar Tidak Bentrok di Suriah
Foto from Pexels

BERITA INTERNASIONAL, ruber.id – Pemerintah Turki dan Israel kini tengah berunding untuk menjaga kehadiran mereka di negara tetangga, Suriah yang sedang panas.

Pemerintah masing-masing negara menyatakan, kehadiran personel militer mereka di Suriah dapat memicu konflik antardua negara.

Suriah, kini tengah panas akibat digulingkannya Presiden Bashar Al-Ashad oleh pihak oposisi Hayat Tahrir al-Sham (HTS) pada Desember tahun lalu.

Ahmad al-Shara sebagai pemimpin HTS, kini menguasai pemerintahan Suriah hingga sekarang.

Dilansir dari Al-Jazeera, sejak diturunkannya Al-Assad, Israel telah meluncurkan ratusan serangan udara di wilayah Suriah.

Israel, menempatkan pasukan militer mereka di area Perbukitan Golan yang merupakan wilayah netral PBB.

Sementara, kehadiran Turki di Suriah sebagai pendukung pemerintahan saat ini (Ahmad al-Shara) dan operasi militer anti grup separatis ISIS.

Baca juga:  Sikap Pemerintah Indonesia Kecam Rusia Bertentangan dengan Warga +62

Menteri Luar Negeri Turki menyatakan, pada hari Rabu (9/4/2025) waktu setempat, mereka telah berdiskusi teknis dengan Israel.

Diskusi ini, terfokus pada mekanisme menghindari konflik untuk mencegah kesalahpahaman antara kehadiran pasukan dari dua negara tersebut.

Esok harinya, Kamis (10/4/2025), Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan, kedua negara telah setuju untuk berdialog demi menjaga kestabilan regional.

Padahal sebelumnya, pada hari Selasa (8/4/2025), Netanyahu menyatakan, kehadiran pasukan militer Turki di Suriah adalah ancaman bagi Israel.

Kementerian Pertahanan Nasional Turki menyatakan pula bahwa kerjasama militer antara Turki dan Suriah akan terus dilanjutkan. Dengan mengikuti hukum internasional dan tanpa menargetkan pihak negara ketiga.

Menurut Observatori Kemanusiaan Suriah dari Britannia Raya, pasukan Israel telah meluncurkan sekitar 500 serangan udara sejak 8 hingga 31 Desember tahun 2024 lalu, dan disusul dengan 43 serangan selama tahun 2025.

Baca juga:  24 Agustus, Peristiwa Penting dari Hari Televisi Nasional hingga Meletusnya Gunung Vesuvius di Italia

Kementerian Luar Negeri Suriah menyatakan, operasi militer Israel adalah serangan bagi kestabilan negara.

Hubungan bilateral antara Israel dan Turki telah menurun selama beberapa tahun terakhir akibat operasi militer Israel di Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 50.000 warga sipil. ***