KOTA BANDUNG, ruber.id – Pertumbuhan ekonomi Jabar pada triwulan II 2021 diperkirakan tetap membaik. Namun, pertumbuhannya terbatas sehubungan dengan kebijakan larangan mudik.
Meski demikian, daya beli masyarakat terpantau meningkat. Hal itu terindikasi dari hasil Survei Konsumen periode April 2021. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) sebesar 95,1, lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 79,2.
Peningkatan daya beli masyarakat juga merupakan outcome dari berbagai kegiatan. Pekan Kerajinan Jawa Barat (PKJB) dan Karya Kreatif Jawa Barat (KKJ) dalam rangka mendukung Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (GBBI).
“Ke depannya, BI akan terus menjaga stabilitas makroekonomi melalui kebijakan moneter dan makroprudensial yang akomodatif. Serta mendorong percepatan digitalisasi ekonomi dan keuangan. Dalam rangka pemulihan ekonomi dari pandemi Covid-19,” ujar Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jabar Herawanto.
Selain itu, koordinasi dan sinergi antara pelaku usaha, pemerintah, dan pihak-pihak terkait menjadi penting agar pemulihan ekonomi Jawa Barat dapat segera terwujud.
Sementara Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat (Jabar) mencatat adanya pertumbuhan positif pada perekonomian Jabar. Dimana terjadi pertumbuhan positif pada triwulan I tahun 2021 sebesar 0,67 persen dibandingkan dengan triwulan IV tahun 2020.
“Dibandingkan secara nasional, pertumbuhan ekonomi Jabar lebih baik, dimana secara nasional triwulan I 2021 masih terkontraksi sebesar – 0,96 persen. Jadi sudah ada pertumbuhan positif di Jabar pada triwulan pertama tahun ini,” ujar Kepala BPS Jabar Dyah Anugrah, Rabu (5/5/2021).
Menurut Dyah Anugrah, terdapat tiga lapangan usaha di Jabar yang tetap berkinerja baik selama pandemi Covid-19, yakni kelompok pertanian, kehutanan dan perikanan, kelompok pengadaan air,pengolahan sampah, limbah dan daur ulang serta kelompok infokom.
Sementara yang mengalami tren perbaikan dimasa mendatang adalah kelompok listrik dan gas, konstruksi, jasa keuangan, real estate dan asuransi. (CW-005 Putra)