Tarawangsa Jadi Ikon Budaya, PGRI Rancakalong Apresiasi Dukungan Pemkab Sumedang

Tarawangsa Jadi Ikon Budaya, Rancakalong Sumedang
Sekda Jabar Herman Suryatman dan Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir larut dalam alunan musik Tarawangsa saat pembukaan Sekolah Rakyat, beberapa waktu lalu. Ist/ruber.id

NEWS, ruber.id – Ketua PGRI Rancakalong, Dian Nugraha menyatakan, anggapan yang menyebut Pemkab Sumedang mengabaikan kesenian Tarawangsa sebagai warisan budaya takbenda adalah pandangan yang keliru.

Menurutnya, perhatian Pemkab Sumedang, khususnya melalui Dinas Pendidikan, sangat besar dalam menjaga eksistensi Tarawangsa.

Hal itu terlihat dari peran kesenian tradisional khas Rancakalong tersebut yang kerap ditampilkan dalam berbagai acara resmi.

Baik untuk penyambutan tamu penting, maupun kegiatan pemerintahan lainnya.

“Sebagai pendidik yang bernaung di bawah PGRI, saya justru merasakan dukungan luar biasa dari Pemkab Sumedang.”

“Tarawangsa selalu diposisikan sebagai ikon kesenian tradisional yang mendapat ruang dan apresiasi luas,” ujar Dian kepada sejumlah wartawan, Sabtu (27/9/2025).

Baca juga:  Layaknya Niaga di Amerika, Bupati Sumedang Terpesona Indahnya Alam Curug Bu'ud

Dian menyebutkan, perhatian pemerintah tidak hanya ditujukan kepada seniman. Tetapi juga, kepada pelajar di berbagai jenjang pendidikan, mulai dari TK, SD, SMP hingga SMA/SMK.

Para siswa, kata Dian, difasilitasi untuk mengenal, mempelajari, sekaligus menampilkan Tarawangsa dalam beragam kesempatan.

Bahkan, SMAN Rancakalong yang berada di bawah kewenangan Pemerintah Provinsi Jawa Barat mendapat kehormatan menampilkan Tarawangsa pada acara pembukaan Sekolah Rakyat awal Agustus 2025, lalu.

Acara tersebut, dihadiri Sekda Jawa Barat Herman Suryatman, bupati, kapolres, dan sejumlah pejabat lainnya yang turut larut menikmati alunan musik tradisional tersebut.

Salah satu momen menarik, kata Dian, adalah ketika Bupati Sumedang Doni Ahmad Munir ikut menari bersama para siswa di atas panggung.

Baca juga:  H-2 Nyoblos, KPU Sumedang Pastikan Logistik Pilkada 2024 Tersalurkan ke PPS

Hal itu, sekaligus mematahkan anggapan sejumlah pihak yang menilai bupati enggan terlibat langsung dalam pertunjukan Tarawangsa.

Lebih jauh, Dian mengakui bahwa perjalanan Tarawangsa memang tak lepas dari dinamika. Termasuk, adanya benturan pandangan antara tokoh agama, tokoh budaya, maupun pemerintah.

Namun, kata Dian, narasi yang menuding pemerintah abai kerap muncul karena tidak melihat secara menyeluruh konteks pelestarian budaya.

“Memajukan kebudayaan nasional, termasuk budaya daerah seperti Tarawangsa, adalah amanat konstitusi. Kami berterima kasih kepada Pemkab Sumedang.”

“Terutama, Dinas Pendidikan, yang terus memfasilitasi siswa dan guru dalam mengekspresikan nilai, filosofi, serta kreativitas melalui kesenian tradisional,” ucap Dian. ***