BERITA INTERNASIONAL, ruber.id – Menteri Luar Negeri Suriah, Asaad Al-Shibani akhirnya dapat menaikkan bendera di markas besar Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat.
Dilansir dari Al-Jazeera, tidak hanya diakui oleh PBB. Suriah kini, dibantu oleh oleh Arab Saudi Arab dan Qatar agar dapat melunasi utang negara konflik tersebut sebesar 15 Juta Dolar AS kepada Bank Dunia, pada Minggu (27/4/2025) waktu setempat.
Arab Saudi dan Qatar, memang memiliki peran penting dalam jangkauan diplomasi kepada pemerintah sementara Suriah sejak diturunkannya Presiden Bashar Al-Assad, Desember 2024, lalu.
“Kementerian Keuangan Kerajaan Arab Saudi dan Qatar menyatakan komitmen bersama agar dapat melunasi utang Suriah kepada Bank Dunia sebesar 15 Juta Dolar AS,” ujar pernyataan yang dilansir dari Agensi Pers Saudi.
“Komitmen ini, akan memberikan jalan bagi Bank Dunia agar dapat melanjutkan bantuan dan operasi di Suriah setelah 14 tahun lamanya.”
“Hal ini, dapat membuka jalan bagi bantuan dana agar dapat mengembangkan sektor utama dalam waktu dekat,” tambahnya.
Pernyataan ini, tiba tepat dua hari setelah Menteri Keuangan Suriah mengunjungi Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia (WB) pada hari yang sama saat bendera Suriah dinaikkan di Markas PBB, Jumat (25/4/2025) waktu setempat.
Kunjungan tersebut, adalah pertama kalinya Suriah kepada IMF dan WB dalam kurun waktu lebih dari 20 tahun lamanya.
Sebelumnya pada tahun 2011 lalu, Bank Dunia berhenti beroperasi di Suriah saat awal perang dimulai.
Berdirinya konstitusi negara Suriah berarti kembalinya bantuan keuangan dan saran teknis dari Bank Dunia.
Pemerintah baru Suriah, kini tengah mendekatkan kembali banyak hubungan diplomatis kepada IMF dan khusus diantaranya adalah negara-negara Teluk Arab yang kaya raya.
Kebijakan ini, bertujuan agar Suriah dapat membangun kembali infrastruktur yang hancur akibat perang dan menghidupkan kembali banyak sektor ekonomi.
Sebelumnya pada awal bulan April, perwakilan dari PBB menyarankan agar pemerintah Suriah harus memulai langsung pemulihan ekonomi tanpa menunggu dicabutnya sangsi saat di bawah kepemimpinan al-Assad. ***