Sumedang Tetap Stabil di Tengah Ancaman Inflasi Awal Tahun

Sumedang Tetap Stabil di Tengah Ancaman Inflasi Awal Tahun
DOK. HUMAS PEMKAB SUMEDANG/ruber.id

BERITA SUMEDANG, ruber.id – Penjabat (Pj) Bupati Sumedang, Yudia Ramli mengklaim, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat mampu mempertahankan stabilitas ekonomi di tengah ancaman inflasi di awal tahun 2025.

Yudia menyampaikan hal tersebut saat menghadiri Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi yang dipimpin oleh Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian melalui Zoom.

Rapat via Zoom tersebut, berlangsung di Command Center PPS Kabupaten Sumedang.

Dalam pertemuan itu, Deputi III Kepala Staf Kepresidenan Bidang Perekonomian, Edy Priyono, memaparkan situasi inflasi di berbagai daerah.

Berdasarkan pantauan status harga pangan strategis per 3 Januari 2025, sejumlah bahan pokok menunjukkan kenaikan harga yang signifikan. Termasuk, beras yang menjadi salah satu komoditas dengan status harga tidak aman di beberapa wilayah.

Baca juga:  Kelucuan Peserta Open Bidding Jabatan Eselon 2 di Sumedang yang Gaptek Operasikan Komputer

Namun, Yudia menegaskan, kondisi inflasi di Sumedang masih terkendali.

“Kami (Sumedang), tidak termasuk daerah dengan inflasi yang tidak terkendali. Indeks Perkembangan Harga (IPH) kita menunjukkan kestabilan,” kata Yudia.

Meski demikian, Yudia tetap mengingatkan pentingnya kewaspadaan dan langkah antisipasi. Mengingat, sejumlah harga bahan pokok masih ada yang melampaui Harga Eceran Tertinggi (HET).

“Pasokan dan permintaan di Sumedang saat ini masih aman. Tetapi, tidak boleh lengah. Pengawasan harus terus dilakukan,” ucap Yudia.

Sebagai tindak lanjut, Yudia meminta koordinasi lintas perangkat daerah. Khususnya, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Dinas Perikanan dan Peternakan, serta Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian, dan Perdagangan.

Yudia menekankan, pentingnya pemantauan rutin dan langkah konkret untuk memastikan stabilitas harga di pasar.

Baca juga:  Jaga Stamina, KPU Sumedang Rampungkan 11 Kecamatan Dulu

“Kita harus sigap dalam memonitor dan mengambil tindakan untuk mengendalikan harga pangan. Sehingga, masyarakat tidak terdampak secara signifikan,” sebut Yudia.***