Stunting Ancaman Serius, Bisa Berdampak pada Hilangnya Generasi Intelektual

Stunting Bisa Berdampak Hilangnya Generasi Intelek
Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang Uyu Wahyudin. R003/ruber.id

BERITA SUMEDANG, ruber.id – Stunting menjadi ancaman serius dunia kesehatan. Bila tidak terkendali, stunting bisa berdampak pada hilangnya generasi intelektual di masa yang akan datang.

Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang Uyu Wahyudin menyebutkan, butuh penanganan dalam mengatasi permasalahan stunting ini.

Menurut Uyu, berdasarkan data hasil pengukuran dan pengecekan terhadap balita, angka stunting di Sumedang pada 2021 ini mencapai 10.99%.

Angka ini, sambung Uyu, memang masih ada di bawah batas penetapan WHO, yaitu 20%.

Meski angka stunting di Sumedang ini masih di bawah standar WHO, tapi Pemkab Sumedang telah responsif dengan melakukan berbagai upaya dalam menanggulanginya.

“Penanggulangan stunting ini memang harus intensif dan semua leading sektor harus terlibat.”

Baca juga:  Si Ceria, Inovasi Disdukcapil Sumedang Permudah Anak Dapatkan KIA

“Karena, stunting ini merupakan ancaman serius,” jelas Uyu usai melakukan pemaparan terkait persoalan stunting, Sumedang Utara, Jumat (19/11/2021).

Uyu menjelaskan, pada tahun ini, angka stunting di Kabupaten Sumedang mengalami penurunan dari tahun sebelumnya, 2020.

Di mana, pada tahun lalu, angka stunting di Sumedang mencapai 12.05%.

Angka ini, naik pesat setelah sebelumnya pada tahun 2018, berada pada kisaran 9.66% dan tahun 2019 ada pada kisaran 8.77%.

“Angka stunting memang meningkat di tahun 2020, kemungkinan karena dampak pandemi. Tapi Alhamdulillah, pada tahun 2021 ini turun di angka 10.99%,” katanya.

Uyu menyatakan, dampak stunting sendiri salah satunya menyebabkan gangguan kognitif/mempengaruhi kemampuan berpikir seseorang.

Baca juga:  Wakili Jabar, Sumedang Raih Juara Terbaik II Expo Pengawasan Intern

Gangguan kognitif ini, lanjut Uyu, sangat berbahaya karena akan mengalami kesulitan berpikir.

“Kalau sudah gangguan kognitif, generasi ke depan akan sulit berpikir. Mereka ada, mereka tinggi, tapi lemot.”

“Bagaimana nantinya mau jadi pemimpin? Dan pada akhirnya, bekerja sekemampuannya,” ucapnya.

Uyu menyatakan, trend peningkatan angka stunting yang terjadi di sejumlah kecamatan, juga tidak lepas dari kondisi pandemi.

Pandemi, kata Uyu, berdampak pada menurunnya kondisi ekonomi warga. Sehingga, berdampak langsung terhadap kurangnya asupan gizi. Baik gizi ibu hamil, maupun balita.

Stunting di 3 Kecamatan di Sumedang Masih Tinggi

Hingga saat ini, kata Uyu, wilayah kecamatan yang mengalami peningkatan angka stunting di atas standar WHO, terjadi di tiga kecamatan.

Baca juga:  Sulap Gunung Kunci dan Palasari Menjadi Sumedang Park

Terdiri dari Kecamatan Cibugel, Wado, dan Jatinunggal dengan angka di atas 20%.

Pihaknya, kata Uyu, telah melakukan konvergensi intervensi stunting dengan mendorong multisektor dan multipihak untuk fokus terhadap desa-desa lokus prioritas.

Di mana, sambung Uyu, hingga tahun 2021 ini mencapai 32 desa dari 26 kecamatan.

Adapun, hingga 8 September 2021 ini, data balita yang ada di Kabupaten Sumedang sebanyak 80.254 anak.

Penulis/Editor: R003