Seruan Mulia untuk Pemuda

Seruan Mulia untuk Pemuda
Foto ilustrasi from Pexels

OPINION, ruber.id – Seruan Mulia untuk Pemuda. Ketika gelap gulita menutupi penglihatan, hal apa gerangan yang lebih kita rindukan, jika bukan secercah cahaya yang akan memberikan petunjuk.

Namun, bagaimana kita bisa meraih petunjuk tersebut, ketika kita diberikan Alquran dan Sunah Rasul-Nya, kita justru malah mencampakkannya?

Apakah kita berpikir kemuliaan itu datang dan pergi dengan sendirinya?

Kemuliaan itu hadir, dari perjuangan yang panjang dan meletihkan dan ia akan pergi bila kita lengah dari musuh-musuh. Yang di setiap detiknya mereka mengintai kita dan sewaktu-waktu siap untuk menerkam.

Tidak Berpangku Tangan

Bukan saatnya kita berpangku tangan, kita serukan kepada mereka yang telah lama terbuai oleh fatamorgana dunia ini.

Mereka yang telah letih menahan dahaga karena berjalan di gurun pasir di bawah teriknya mentari. Yang kemudian, di ujung sana mereka seakan melihat riakan mata air dari janji-janji manis para thogut dunia.

Baca juga:  Mengagungkan Perintah dan Larangan Allah

Kita serukan kepada mereka yang telah lama diam dan berputus asa dalam mengarungi badai dan gelombang kehinaan di dunia saat ini.

Mereka yang berada pada jeruji ketidaktahuan dengan kondisi umat yang kini kian mengiris hati. Yang semula, berpikir semuanya baik-baik saja, dan kemudian mereka akan dibenturkan kepada karang yang keras dan lembah kehinaan yang begitu dalam.

Menanti Generasi Pemimpin

Dunia kini sedang menunggu Khadijah RA, Siti Aisyah RA, Ummu Salamah RA, Zainab RA, Fatimah RA dan Nusaibah Ummu Imarah RA. Yang membina dan mendidik anaknya dengan tsaqofah-tsaqofah Islam.

Di mana, merelakan anaknya berjuang hingga gugur di jalan Allah SWT.

Yang merelakan hidup jauh dari kecukupan asalkan kalimatullah tegak dan berkibar di muka bumi ini. Dan yang menjadi ibu generasi dan tiang bagi seorang pemimpin.

Baca juga:  [CERPEN] Kisah Tak Usai

Dunia kini tengah menunggu kehadiran Mus’hab bin Umair RA yang baru. Untuk menjadi duta-duta Islam yang akan mempersatukan seluruh kaum Muslimin di dunia. Hingga muncul kembali Muhammad al Fatih baru, yang datang dengan pasukan-pasukan terbaiknya untuk kembali melakukan futuhat (penaklukan) terhadap negeri-negeri.

Menyambut Seruan Mulia

Wahai umat yang telah diciptakan untuk sebaik-baiknya risalah, sambutlah seruan mulia ini untuk kembali menuju keagungan.

Sungguh onak duri yang akan menghadang hanyalah laksana butiran-butiran debu yang menempel di telapak kaki. Dahaganya diri dari perjalanan panjang yang baru saja terlewati tiada akan terasa berarti tatkala diri merasakan guyuran dari manisnya iman.

Wahai umat yang kini tengah berada dalam persimpangan jalan yang penuh dengan kenistaan.

Baca juga:  Kenapa Bangga Berbuat Jahat dan Dosa?

Sungguh, seruan mulia ini adalah perniagaan dan jual beli yang sangat menguntungkan.

Di mana, Allah SWT telah membeli jiwa-jiwa orang mukmin dengan surga-Nya. Yang melalui jual beli ini, ia telah menjanjikan kita suatu kemenangan yang hakiki, janji yang tidak pernah ingkar.

Janji Allah untuk Orang yang Beriman

Dan sungguh, tatkala seruan mulia ini kita sambut dengan sepenuh hati, dengan jiwa-jiwa ikhlas dan lisan kejujuran di atas jalan yang suci.

Ia tiada akan melepaskan setiap langkah kaki dan ayunan tangan dalam menghadapi onak dan duri dengan seorang diri.

Karena sesungguhnya, Allah SWT pun telah berjanji kepada kita melalui Alquran.

“Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (Agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (TQS. Muhammad: 7). Wallahu a’lam bishshawab.