Sejarah Kelam Tenggelamnya Kapal Tampomas II

KM Tampomas II, Sejarah Tenggelam dan Namanya
KM Tampomas II. Foto: internet

KOPI PAGI, ruber.id – Sejarah Kapal Motor (KM) Tampomas II, menjadi kecelakaan kapal paling tragis di Indonesia dalam sejarah transportasi laut.

Tragedi tenggelamnya KM Tampomas II di Kepulauan Masalembo terjadi pada 27 Januari 1981 ini, menewaskan 143 orang dan 288 lainnya hilang.

Asal Mula KM Tampomas II

KM Tampomas II semula bernama MV Great Emerald, dengan fungsi utamanya sebagai kapal pengangkut mobil.

Kapal motor ini merupakan kapal milik PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni), yang baru perusahaan beli dengan kondisi bekas pakai.

MV Great Emerald, adalah produksi Mitsubishi Heavy Industries Shimonoseki Jepang tahun 1956.

Kapal ini, telah diretrofit di Taiwan tahun 1971 untuk menambah kecepatan hingga bisa menempuh 19.5 knot (Maksimum).

Panjang 125.6 meter, dan lebar 22 meter.

Harga Kapal MV Great Emerald ini adalah mencapa USD 8.3 juta dan PT Pelni membayar secara cicilan selama 10 tahun ke PT PANN.

Setelah salah satu car deck atau geladak pemuatan mobil dikonversikan menjadi geladak penumpang, kapal tersebut dapat menampung lebih banyak penumpang dibandingkan kapal lainnya.

Baca juga:  Mengenal Skrill, dari Moneybookers hingga Jadi Layanan Pembayaran Digital Terkemuka di Dunia

Hingga akhirnya, MV Great Emerald berhasil dibeli, pada 23 Februari 1980.

Setelah Indonesia secara resmi membeli MV Great Emerald, dilakukan pemugaran terhadap kapal tersebut.

Mulai dari mengecatnya hingga mengubah namanya menjadi KM Tampomas II.

Kemudian, untuk pertama kalinya, Tampomas II secara resmi berlayar di bawah operasi PT Pelni pada 31 Mei 1980.

Kapal ini merupakan salah satu kapal laut yang melayani transportasi publik antarpulau.

Diambil dari Nama Gunung di Sumedang

Nama Tampomas sendiri berasal dari sebuah Gunung di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.

Pernah digunakan untuk Kapal Haji di tahun 1960-an, di bawah operator PT Arafah yang khusus melayani perjalanan haji menggunakan kapal laut.

Namun, kapal yang digunakan untuk kapal haji tersebut adalah KM Tampomas 1.

Keberangkatan

KM Tampomas II, memiliki rute padat Jakarta-Padang dan Jakarta-Makassar, dengan waktu istirahat 4 hari.

Pelayaran perdana KM Tampomas II adalah tanggal 2-13 Juni 1980, mengambil rute Padang-Jakarta-Makassar.

Dalam pelayaran perdana ini, membawa serta sejumlah wartawan dan anggota DPR.

Pada 24 Januari 1981, KMP Tampomas II berangkat dari Pelabuhan Tanjungpriok, Jakarta.

Baca juga:  Asal Usul 20 Agustus Diperingati sebagai Hari Nyamuk Sedunia

Saat itu, kapal mengangkut 1.054 penumpang dan 82 awak.

Tak hanya itu, KMP Tampomas II juga mengangkut 191 mobil dan sekitar 200 sepeda motor serta mesin giling.

KM Tampomas II ini, bertujuan akhir di Ujung Pandang, Makassar.

Jadwal perjalanan, dua hari dua malam dengan perkiraan sampai 26 Januari 1981.

Kapal ini seharusnya berangkat Jumat, 23 Januari 1981.

Tapi karena mengalami kerusakan mesin, keberangkatannya mundur.

Kebakaran KM Tampomas II

Pada Minggu, 25 Januari 1981 malam pukul 23.00 WITA, KMP Tampomas II terbakar di sekitar 220 mil menuju Pelabuhan Ujung Pandang.

Dalam kondisi badai laut yang hebat, beberapa bagian mesin mengalami kebocoran bahan bakar, dan muncul asap di bagian mesin.

Awak kapal mencoba memadamkan api, dengan alat pemadam portable.

Usaha pemadaman api ini, mengalami jalan buntu karena air tidak bisa disemprotkan, sebab generator mati. 

Kapten kapal, memutuskan untuk mengandaskan kapal ke pulau terdekat karena tidak bisa megendalika api.

Namun, karena baling-baling tidak berputar hal tersebut gagal dilakukan.

Baca juga:  Petani di Indonesia Terus Berkurang, GEC: Siapa yang Akan Menyiapkan Pangan Nanti?

Matinya listrik, membuat komunikasi radio untuk mengirim pesan darurat ke kapal lain atau pelabuhan terputus.

KM Tampomas II Tenggelam

Akibatnya, kapal miring menjadi 45 derajat.

Lalu penumpang mengalami kepanikan, dan beberapa memutuskan untuk terjun ke laut.

Namun, ada sejumlah penumpang yang sempat diselamatkan.

Mereka dinaikkan ke atas Kapal Sangihe, yang segera datang ke lokasi untuk memberikan pertolongan.

Beberapa kapal diperintahkan datang, untuk memberikan pertolongan.

Di antaranya Wayabula, Ilmanui, Brantas, dua kapal penyapu ranjau TNI AL, dan sebuah kapal navigasi Perhubungan Laut.

Akhirnya, api berhasil dikuasai, sementara kapal tetap terapung.

Pada saat peristiwa tersebut terjadi, cuaca sedang buruk.

Sehingga, usaha pertolongan dan evakuasi yang dilakukan hingga Senin (26/1/1981) terhambat.

Keesokan harinya, 27 Januari 1981, ruang mesin kapal Tampomas meledak membuatnya semakin dibanjiri air laut.

Termasuk, ruang generator dan ruang propeller.

Akhirnya, tepat pukul 12.45 WIB (13.45 WITA), KM Tampomas II tenggelam di Perairan Masalembo, yakni di laut Jawa, sebelah Utara. 

Penulis: Eka kartika Halim/Editor: Bam