Sedangkan, kata Kang Emil, untuk mengurangi banjir, Satgas Citarum Harum telah melakukan kajian. Yakni, menutup Terowongan Nanjung, ketika musim kemarau tiba.
“Ada temuan Terowongan Nanjung itu, ternyata kalau kemarau sebaiknya ditutup. Sehingga, diatur volumenya, air tidak surut terlalu cepat di musim kemarau,” sebutnya
Hingga saat ini, kata Kang Emil, penanganan banjir sudah berangsur membaik. Selama dua tahun, perbaikan Sungai Citarum dari laporan BBWS tinggal 20%.
“Penanganan banjir sudah relatif lebih baik. Selama dua tahun penanganan Sungai Citarum, dalam catatan dari laporan BBWS, banjir genangan kini tinggal 20%, dibandingkan sebelum didirikannya Satgas Citarum,” katanya.
Kang Emil menambahkan, semua itu bisa terwujud berkat kerja keras dan kolaborasi yang tergabung dalam Satgas Citarum Harum.
Namun, dalam beberapa tahun ke depan, â‚©rogram akan berakhir. Maka dari itu, apabila Satgas Citarum Harum dibekukan, kewenangan akan kembali lagi ke tiap kepala daerah.
“Jadi, kita sedang mempersiapkan transisi kalau Satgas ini selesai. Maka, tanggungjawab akan diambil alih oleh bupati/walikota di wilayah Citarum tersebut.”
“Tahun ini, akan banyak inovasi menambahi yang sudah dilakukan terkait penjernihan air. Juga, ruang ekonomi yang masih berhubungan dengan kegiatan Ciarum Harum terus kita aplikasikan,” sebut Kang Emil.
Editor: R003