SUMEDANG, ruber — Kegiatan Pertukaran Pemuda Indonesia Korea (PPIKor) atau Indonesia Korea Youth Exchange Program (IKYEP) merupakan kerjasama bilateral antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Korea.
Program kerjasama Kementerian Pemuda dan Olahraga RI dengan Kementerian Kesetaraan Gender dan Keluarga Republik Korea ini sudah berlangsung selama 9 tahun.
Tujuannya, untuk mempererat hubungan kedua negara, khususnya dalam bidang kepemudaan dan juga untuk meningkatkan kualitas dan wawasan pemuda kedua negara melalui rangkaian kegiatan di kedua negara.
Kegiatan ini meliputi diskusi, kunjungan institusi, courtesy call dan homestay.
Kegiatan diikuti oleh 40 delegasi yang terdiri dari 18 delegasi pemuda Korea, 1 Head of Delegation dan 1 Assistant Head of Delegation; 18 delegasi pemuda Indonesia yang telah diseleksi secara nasional (18 provinsi), 1 Head of Delegation dan 1 interpreter.
Kegiatan dilaksanakan dalam dua fase yaitu Fase Indonesia tanggal 25 Juni hingga 4 Juli 2019; dan Fase Korea tanggal 5 Juli hingga 14 Juli 2019.
Fase Indonesia sendiri dilaksanakan di dua kota yaitu Jakarta dan Kabupaten Sumedang.
Dalam kegiatan ini, para pemuda Korea dan Indonesia juga mendapatkan pembekalan mengenai kewirausahaan sosial (Social Enterprenuership) dari Ketua Rumah Imperium Reza Zaki.
Zaki memaparkan pengalamannya, baik dalam peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) di Sumedang hingga capainnya bersama ratusan pemuda lokal di Forum Putra Daerah Membangun.
Di mana, Zaki berhasil menciptakan dampak kepada 1 juta orang di Indonesia melalui hampir di 30 provinsi.
Otoritas yang kini sudah dikuasai oleh desa harus dapat dikelola dengan baik agar transfer dana desa dari pemerintah pusat dapat berwujud pada peningkatan kapasitas desa.
“Perkembangan kewirausahaan sosial merupakan cikal bakal pembangunan yang merata di seluruh pelosok negeri,” kata Zaki kepada ruber, usai menjadi narasumber Fase Indonesia PPIKor 2019, di Sahid, Skyland City, Jatinangor, Sumedang, Jumat (28/6/2019).
Zaki menambahkan beberapa tools atau alat kepada peserta untuk bisa memulai karir sebagai social enterprenuer.
Yakni dengan menggunakan business canvas model, lean canvas, The Sustainable Rural Livelihoods, Impact effort matrix, dan legal entity.
“Saya percaya bahwa kerjasama yang baik, terutama dalam pembangunan rural area di masing-masing wilayah akan mempercepat penetrasi kemajuan ekonomi di masa depan.”
“Seperti halnya Korea yang sudah memulai di tahun 70-an dengan program Saemaul Undong,” katanya. luvi