BERITA INTERNASIONAL, ruber.id – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto menyatakan sangggup menampung seribu pengungsi dari Gaza, Palestina.
Hal ini, dinyatakan oleh presiden RI ke delapan pada hari Rabu (9/4/2025) sebelum berangkat menuju Turki, yang merupakan satu dari banyak negara kunjung RI ke Timur Tengah.
Selain Turki, Presiden Prabowo akan mengunjungi Uni Emirat Arab, Mesir, Qatar dan Yordania dalam kunjungan kenegaraan ini.
“Kita sedang bersiap-siap untung mengevakuasi yang terluka, trauma, dan yatim piatu,” ujar Prabowo yang siap menampung hingga seribu pengungsi gaza dalam gelombang pertama.
Prabowo menambahkan, wacana ini ditujukan untuk menambah komitmen pemerintah Indonesia dalam bertindak aktif untuk kemerdekaan Palestina.
Mengingat wacana tersebut, Prabowo sempat berjanji untuk mengirim pasukan perdamaian ke Gaza sebelum akhirnya diangkat menjadi Presiden RI, akhir tahun 2024 lalu.
Pada hari yang sama, pernyataan mengenai Palestina dinyatakan pula oleh Sekjen PBB , Antonio Guterres.
Dilansir oleh Al-Jazeera, Guterres menyatakan bahwa Gaza sekarang layaknya “Lahan Pembantaian”. Di mana, warganya berada di lingkaran kematian.
“Setelah satu bulan lebih lamanya tidak ada bantuan kemanusiaan ke jalur Gaza, dengan tidak adanya makanan, bahan bakar, obat-obatan, dan bahan komoditas lainnya.
“Saat bantuan kemanusiaan telah habis, horor pun mulai berdatangan (ke Gaza),” ujar Guterres.
Guterres pun, memohon agar gencatan senjata kembali dilaksanakan antara Hamas dan Israel.
Namun, berbeda pula tanggapan Mahkamah Ulama Indonesia mengenai rencana Prabowo.
Wakil Ketua Umum MUI, Anwar Abbas menyatakan bahwa wacana Prabowo justru memuluskan rencana Israel untuk mengosongkan jalur Gaza.
Hal ini, senada dengan pernyataan Ketua Bidang Keagamaan Pengurus Besar Nadhaltul Ulama, Gus Fahrur.
Pada hari Kamis (10/4/2025), Menteri Luar Negeri Indonesia, Sugiono menyatakan bahwa wacana untuk menampung warga Palestina hanyalah sementara demi mendukung program kemanusiaan di Gaza.
Tanggapan Internasional, Prancis Siap Akui Kemerdekaan Palestina
Sementara di belahan dunia lain, Presiden Perancis, Emmanuel Macron menyatakan siap mengakui negara Palestina.
Pernyataan ini, disiarkan oleh Macron di media nasional Perancis, France 5 pada hari Rabu, 9 April waktu setempat.
“Kita harus bertindak menuju pengakuan (Palestina), dan kita akan melaksanakannya dalam beberapa bulan mendatang,” ujarnya.
Pernyataan tersebut disambut baik oleh Hamas yang menduduki Jalur Gaza.
Dari kubu Hizbullah dari pesisi barat Palestina, Hizbullah menyatakan bahwa pelucutan senjata milik mereka siap dilaksanakan di Lebanon.
“Kita sedang berkomunikasi konstan dengan Presiden Lebanon Aoun. Ketika ia akhirnya mengundang untuk dialog dan landasan nasional telah disiapkan, kami siap menyambutnya,” ujarnya.
Berbeda pula dengan kubu Israel, Menteri Luar Negeri Israel menanggapi dengan sinis atas penyataan Presiden Prancis Macron.
“Pengakuan unilateral atas negara bagian fiktif Palestina, oleh berbagai negara, nyatanya hanya akan berhadiah terror dan dukungan terhadap Hamas.”
“Tindakan seperti ini tidak akan membawa kedamaian, keamanan, dan stabilitas di wilayah kami, tetapi justru sebaliknya,” ujarnya.
Konflik antara Israel dan Hamas sejak 7 Oktober 2023 lalu telah mencapai korban nyawa sekitar 50.800 dari pihak Palestina. ***