BERITA PANGANDARAN, ruber.id – Seluas 425 hektare persawahan di Desa Paledah, Kecamatan Padaherang, Kabupaten Pangandaran tak produktif akibat terendam banjir. Sekitar 75% warga setempat pun kehilangan mata pencaharian.
Banjir yang melanda sebagian wilayah Kabupaten Pangandaran ini akibat dari luapan air Sungai Citanduy.
Curah hujan yang cukup tinggi beberapa waktu lalu, menjadi salah satu pemicu terendamnya persawahan di desa tersebut.
Warga setempat Sano, 53, mengatakan, kurang lebih puluhan tahun, banjir yang sering terjadi di Desa Paledah belum ditemukan solusinya.
Padahal, hampir 90% penduduk mengandalkan hidupnya dari bertani dan menjadi buruh tani.
“Hampir satu per tiga persawahan tidak produktif, karena masa tanam pertama terendam.”
“Sekitar 75% warga di desa ini kehilangan mata pencaharian, sangat berdampak kepada masyarakat, kata Sano, Senin (8/2/2021).
Selain itu, kata Sano, pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan atau PBB juga tersendat.
Jika pembayaran mencapai target 50% saja sudah beruntung, karena masa tanam pertama rugi karena tidak memanen padi.
“Sawah baru bisa dikelola kalau debit air Sungai Citanduy sudah mulai surut.”
“Pembuangan air di persawahan ini kan hanya ke sungai itu. Kondisinya, area sawah ini memang lebih rendah dari Sungai Citanduy,” ujarnya.
Sano menyebutkan, masyarakat yang hidup dari hasil bertani beralih profesi menjadi pencari ikan dan mencetak bata merah.
Selain sebagai pengganti pekerjaan, juga untuk menyambung kehidupan.
“Kami berharap pemerintah daerah, Pemprov Jabar maupun pusat segera mencari solusi untuk menangani persoalan banjir di daerah ini.”
“Dulu ada wacana membuat embung, tapi sampai sekarang belum ada,” sebutnya.