GAYAIN, ruber.id – Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan menegaskan komitmennya untuk menjaga dan melestarikan bangunan cagar budaya di Kota Kembang.
Farhan menyampaikan, perlunya aturan permanen yang mengatur pelestarian gedung-gedung bersejarah.
Khususnya, yang memiliki fungsi publik. Seperti Pendopo Wali Kota dan Balai Kota Bandung.
Saat meninjau kawasan Alun-alun Bandung dan Pendopo pada Kamis (18/4/2025) kemarin, Farhan menyayangkan belum adanya acuan baku dalam merawat bangunan-bangunan cagar budaya.
Farhan menilai, selama ini pelestarian hanya sebatas menjaga tampilan luar bangunan.
Sementara, bagian dalam kerap diubah menyesuaikan selera pejabat yang menjabat.
“Pendopo dan Balai Kota itu warisan sejarah. Tapi selama ini interiornya sering berubah, padahal seharusnya keaslian tetap dijaga,” kata Farhan.
Farhan mencontohkan, pengelolaan bangunan bersejarah di tingkat nasional. Seperti Istana Negara dan Istana Bogor.
Di mana, kedua istana ini tetap mempertahankan keaslian. Baik eksterior maupun interiornya, meski terjadi pergantian presiden.
“Di Istana Negara, meski presidennya berganti, suasana dalamnya tidak berubah. Kecuali, bagian fungsional seperti toilet. Bandung pun harus punya standar seperti itu,” jelas Farhan.
Untuk mewujudkan hal ini, Farhan tengah menyiapkan rancangan kebijakan pelestarian gedung cagar budaya yang mencakup seluruh elemen bangunan, baik luar maupun dalam.
Pemkot Bandung, menggandeng tim ahli cagar budaya Kota Bandung yang terdiri dari arsitek, akademisi, hingga pelaku kebudayaan.
Farhan juga membuka pintu dialog seluas-luasnya dengan komunitas pelestari sejarah dan masyarakat umum.
Sehingga, kebijakan yang dibuat mampu mengakomodasi beragam perspektif.
“Kita ingin pelestarian ini, menjadi tanggung jawab bersama. Tidak hanya soal menjaga keindahan, tapi juga menjaga jati diri dan sejarah kota,” tegas Farhan.
Langkah ini, merupakan bagian dari visi Farhan untuk menjadikan Bandung sebagai kota modern yang tetap berpijak pada nilai sejarah dan kebudayaan.
Sehingga, menjadikan Kota Bandung yang maju tanpa kehilangan akar identitas. ***