Memukau, Sanggar Kirana Sarimbit Suguhkan Drama Tari Mustika Ilang

Drama Tari Mustika Ilang
Sanggar Kirana Sarimbit sukses menyuguhkan drama tari Mustika Ilang. andy/ruber.id

KOPI PAGI, ruber.id – Sanggar Tari Kirana Sarimbit menyuguhkan drama tari pada momen Milad ke-24 Teater Bolon, di Kota Tasikmalaya, belum lama ini.

Drama tari ini digarap apik oleh Titing Aryani selaku pendiri Sanggar Kirana Sarimbit, Tasikmalaya.

Garapan seni pertunjukkan ini mengusung tema Mustika Ilang.

Pendiri Sanggar Kirana Sarimbit, Titing Aryani mengatakan, jalan cerita Mustika Ilang menggambarkan hilangnya sebuah pusaka.

Karena kezaliman orang-orang yang sudah tidak mempunyai rasa saling percaya.

“Kemudian, pudarnya rasa kebersamaan dan tenggang rasa dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Titing.

Pertujukkan seni tari ini, kata Titing, selaras dengan apa yang disampaikan Hawkins.

Di mana, tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diubah oleh imajinasi dan diberi bentuk melalui media gerak.

Baca juga:  Peta Kekuatan Politik Berubah, 2 Parpol Jadi Penguasa Baru DPRD Kota Tasikmalaya

Sehingga menjadi bentuk gerak yang simbolis dan sebagai ungkapan si pencipta (Hawkins, 1990, 2).

Terlebih, kata Titing, apa yang dirasakan masyarakat saat ini yang sedang dilanda pandemi Covid-19.

Semua sektor kehiduan merasakan dampaknya, terutama bagi penggiat kesenian.

Drama tari ini sangat diapresiasi oleh para penonton yang hadir.

Terlebih, sanggar yang dipimpin oleh Titing genap berusia 10 tahun.

Dalam perjalanan berkeseniannya, tahun inilah yang dirasakan sangat meriah.

Meski pertunjukkan ini digelar di area Pasar Induk Cikurubuk, namun tidak mengurangi esensi pertunjukkan yang ditampilkan.

Titing berharap, meski dilaksanakan dengan penuh kesederhaan. Tetapi, diharapkan dapat menjadi wadah atau sarana.

Bagi masyarakat Kota Tasikmalaya, khususnya, untuk menumbuhkan rasa kepedulian, gotong royong di tengah ruang gerak masyarakat yang masih dibatasi.

Baca juga:  Baked and Brew Tasikmalaya, Bukan Sembarang Cafe Nih Bos!

Penulis: Andy Kusmayadi
Editor: Bam