SPORTS, ruber.id – Luis Enrique mencatat sejarah baru, setelah membawa Paris Saint-Germain (PSG) meraih kemenangan telak 5-0 atas Inter Milan di final Liga Champions 2024/2025.
Kemenangan tersebut, tidak hanya mengukuhkan dominasi PSG di panggung Eropa. Tetapi juga, menjadi skor kekalahan terbesar dalam sejarah partai final Liga Champions.
Gelar kedua Luis Enrique ini juga, menjadi yang pertama bagi PSG, klub asal Paris, Prancis tersebut.
Namun, di balik euforia keberhasilan mengangkat trofi Liga Champions keduanya sebagai pelatih, setelah sebelumnya berjaya bersama Barcelona. Luis Enrique menyampaikan pesan yang begitu menyentuh tentang putrinya, Xana, yang telah tiada.
“Xana selalu ada bersama saya sejak kepergiannya. Ia mungkin sudah tidak hadir secara fisik, tetapi rohnya akan selalu hidup dalam diri saya.”
“Sebuah kemenangan, bahkan di final Liga Champions, tidak membuat saya merasa lebih dekat dengannya.”
“Justru dalam kekalahan, saya sering merasa kehadirannya lebih kuat. Saya merasakannya setiap saat,” ungkap Enrique dikutip ruber.id dari X jurnalis Italia, Daniele Mari, Minggu (1/6/2025).
Xana, Meninggal karena Kanker Tulang di Usia 9 Tahun
Diketahui, putri Luis Enrique, Xana, meninggal dunia pada 2019 akibat kanker tulang di usia yang masih sangat muda, 9 tahun.
Sejak saat itu, kenangan akan Xana terus menjadi bagian penting dalam hidup sang pelatih.
Momen emosional juga hadir di tribun stadion ketika banner besar bergambar Xana dan Enrique terbentang.
Banner ini, menyentuh hati para penonton dan menjadi pengingat bahwa sepak bola lebih dari sekadar pertandingan.
Kemenangan ini, bukan sekadar gelar bagi Luis Enrique. Ini adalah dedikasi, cinta, dan penghormatan untuk seorang anak yang selalu hidup dalam hatinya. ***