Lahan Eks Pembalakan Liar di Pangandaran Kembali Ditanami Ribuan Pohon

LAHAN eks pembalakan liar di Pangandaran kembali ditanami ribuan pohon

Lahan Eks Pembalakan Liar di Pangandaran Kembali Ditanami Ribuan Pohon

PANGANDARAN, ruber.id — Ribuan bibit pohon berbagai jenis ditanam di Blok Kitambaga, petak 7A, RPH Cisaladah, BKPH Pangandaran, di Dusun Banjarsari, Desa Selasari, Kecamatan Parigi, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, Kamis (16/1/2020).

Penanaman pohon yang dilakukan di lahan seluas 13.6 Ha (136.000 m2) itu untuk menggantikan tanaman rusak akibat pembalakan liar beberapa waktu lalu.

Kegiatan tersebut digelar oleh Pemerintah Kabupaten Pangandaran bersama Kodim 0613/Ciamis, Polres Ciamis, dan Perum Perhutani.

Adapun jumlah pohon yang ditanam itu sebanyak 5.440 bibit. erdiri dari bibit pohon durian, jeruk, mangga, jengkol dan 1.088 bibit pohon pete.

Baca juga:  Taman Sagati Margacinta Hadirkan Hiburan Tradisional

Tak hanya itu, sebanyak 4.352 bibit tanaman seperti Kiara, Salam, Kosambi dan Trembesi juga ditanam untuk penghijauan di lahan tersebut.

Bupati Kabupaten Pangandaran Jeje Wiradinata mengatakan, ribuan bibit pohon itu merupakan tanaman yang bermanfaat bagi masyarakat.

Nantinya, kata Jeje, buah dari berbagai tanaman itu bisa dimanfaatkan oleh masyarakat.

Selain itu, pihaknya berharap masyarakat dapat menjaga dan merawat tanaman di lahan kritis tersebut agar tumbuh dengan baik.

Sehingga, program penghijauan kembali di lahan eks pembalakan liar berhasil.

Jeje menegaskan, pihaknya berkomitmen untuk menghentikan kegiatan pembalakan liar di wilayah Kabupaten Pangandaran.

Jeje meyakini, bahwa bencana seperti kekeringan, banjir dan longsor, itu akibat dari perbuatan manusia, terutama mereka yang berpikiran pendek.

Baca juga:  Sumarno, Pemulung asal Cilacap Ditemukan Tewas di Pangandaran

Mereka itu, kata Jeje, hanya mencari keuntungan sesaat dengan melakukan pembalakan liar tanpa memikirkan kerusakan dan akibat yang dapat merugikan orang banyak.

Maka dari itu, salah satu upaya yang dilakukan pihaknya yakni membentuk Satgas Jaga Leuweung yang beranggotakan 150 orang dari masyarakat desa itu sendiri.

Jeje berharap, anggota Jaga Leuweung dapat menyosialisasikan kepada warga terkait manfaat dan akibat dari hutan itu sendiri.

Di sisi lain, kata Jeje, jika ada masyarakat yang ingin memanfaatkan lahan diminta untuk melakukan koordinasi terlebih dahulu.

Jeje menyebut, masih ada lahan-lahan yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. (R002/dede ihsan)