Krisis Pangan Bakal Terjadi, Jamtani Gandeng Pemuda untuk Tak Malu Jadi Petani

Perwakilan pemuda-pemudi di Pangandaran mengikuti pelatihan dan camp bersama Jaringan Tani Indonesia (JAMTANI). ist

BERITA PANGANDARAN – Jaringan Masyarakat Tani Indonesia (JAMTANI) menggandeng pemuda di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, untuk berinovasi dan tak malu menjadi seorang petani.

Direktur Jamtani Kustiwa Adinata mengatakan, satu programnya adalah bagaimana bisa melibatkan pemuda, khususnya dalam konteks dampak negatif perubahan iklim.

“Salah satu kegelisahan kami bahkan pemerintah di seluruh dunia adalah krisis pangan akan terjadi dengan berbagai persoalan yang muncul saat ini,” kata Kustiwa, Rabu 11 September 2024.

Persoalan tersebut di antaranya tentang peningkatan permukaan air laut, temperatur yang semakin tinggi. Bahkan, Presiden Joko Widodo8 sudah menyatakan dengan menyebut neraka iklim yang akan mengancam kekurangan air. Di mana, suhu sampai 50 derajat.

Baca juga:  Panwascam Dilantik, Bawaslu Pangandaran: Tak Ada Uang Pelicin

Kendati demikian, kata Kustiwa, pihaknya melakukan suatu ide bagaimana mereka terlibat dengan mempunyai nilai yang menarik dalam konteks ekonomi.

“Misalnya, keterlibatan pemuda pasca panen, termasuk panen dan pasar. Sehingga, nilai rantainya bisa dipahami oleh mereka dan bisa mengambil kesempatan,” ujarnya.

Dengan begitu, setelah mereka tertarik, satu aktivitasnya adalah bagaimana mereka memikirkan di sektor hulu. Jika dilihat saat ini, petani itu bergulat dengan panas, berlumpur dan sebagainya tentu bakal tidak menarik buat kaum muda.

“Akhirnya, kami kemas dalam bentuk seperti sektor hulu digitalisasi pertanian. Kemudian keterlibatan dalam teknologi yang sifatnya lebih ke tepat guna. Seperti salah satunya dengan menggunakan drone untuk penyemprotan,” terangnya.

Baca juga:  Pelestarian Hutan di Pangandaran untuk Menjaga Mata Air

Sementara itu, Kabid Sarana dan Prasarana di Dinas Pertanian Pangandaran Restu Gumilar mengatakan, peran pemuda tani ini memang sangat diharapkan dalam perkembangan pertanian ke depan.

“Apalagi kita dihadapkan dengan realita bahwa ke depan pertanian itu dihadapkan dengan tantangan global perubahan iklim dan potensi terjadinya darurat pangan,” kata Restu.

Maka, kata Restu, peran pemuda tani ini sangat diperlukan untuk memberikan inovasi-inovasi bagaimana merubah pertanian itu menjadi lebih menarik.

“Tentu di antaranya dengan terobosan penggunaan teknologi dan jejaring sosial. Karena, pemuda biasanya lebih melek teknologi dan lebih kekinian,” ucapnya.