BERITA SUMEDANG, ruber.id – Dana pinjaman bergulir dari Unit Pengelolaan Dana Bergulir (UPDB) Sumedang Utara jadi andalan akses permodalan bagi ratusan kelompok usaha kecil di wilayah ini.
Namun disayangkan, kredit macetnya, sejak program ini digulirkan paskakelanjutan PNPM ini mencapai Rp1.4 Milyar.
Manajer UPDB Sumedang Utara Epan Mustopa menyebutkan, hingga tahun ini, jumlah kelompok yang tercatat sebanyak 300. Sementara, yang masih aktif hanya sebanyak 160 kelompok.
“Untuk kendala yang dialami ya itu, kemacetan pengembalian mencapai 30% atau Rp1.4 miliar,” ucap Manajer UPDB Sumedang Utara Epan Mustopa kepada ruber.
Untuk besaran pinjaman yang diberikan, kata dia, mulai dari Rp1 juta hingga Rp10 juta.
Pemberian dana bergulir ini, untuk para pedagang kecil yang produktif.
“Seperti home industry. Ada juga pedagang yang lain, seperti pedangang tetap,” sebutnya.
Dana bergulir, lanjut dia, merupakan dana amanah paska-PNPM. Tujuannya, untuk pemberdayaan masyarakat.
Terutama, untuk kelompok-kelompok yang ada di desa dan kelurahan.
“Tujuan utamanya adalah mempermudah aset permodalan. Yang mana peminjam tidak dibebani anggunan/jaminan.
“Sehingga, masyarakat bawah atau miskin dapat mengases modal dari kami,” tuturnya.
Adapun, kata dia, untuk jasa pengelolaan dikenakan biaya 1.8%-2% dari pinjaman.
“Inipun berdasarkan hasil kesepakatan bersama yang dilaksanakan di tingkat desa/kelurahan dan kecamatan,” katanya.
Dia berharap, adanya dana pinajaman bergulir dari UPDB ini dapat dimaksimalkan masing-masing kelompok.
“Sehingga usaha yang dimiliki bisa berdaya atau lebih berkembang lagi ke depannya,” katanya.