PANGANDARAN, ruber — Produksi kopi di Kabupaten Pangandaran mencapai ratusan ton tiap tahun.
Kepala Seksi Pengolahan dan Pemasaran Perkebunan Dinas Pertanian Kabupaten Pangandaran Ridwan Mulyadi mengatakan, luas tanaman kopi jenis robusta di Kabupaten Pangandaran mencapai 609 hektare (Ha).
Terdiri dari 292 Ha di lahan negara dan 317 Ha di lahan kebun rakyat.
“Tahun 2018 total produksi kopi mencapai 263 ton green bean,” katanya saat menikmati kopi sajian KWT Srikandi di acara peresmian Pangandaran Creative Space (PCS), Sabtu (9/3/2019).
Pengolahan hasil green bean dewasa ini, kata Ridwan, sudah mulai dilakukan oleh warga Desa Kersaratu, Kecamatan Sidamulih, Kabupaten Pangandaran.
“Mereka terkumpul dalam Kelompok Wanita Tani (KWT) Srikandi, bahkan KWT Srikandi telah memasarkan melalui kedai kopi Srikandi Coffee,” ujarnya.
Ridwan menambahkan, pemasaran kopi biji robusta juga dilakukan secara online maupun konvensional.
“Selain pasaran lokal di sini, juga memasok ke luar Pangandaran, di antaranya Yogyakarta, Solo, Bandung, Jakarta, bahkan luar Jawa,” tambahnya.
Ridwan menyebutkan, kopi merupakan salah satu komoditas perkebunan yang sangat digemari masyarakat di sini.
“Mudah-mudahan kopi ini dapat mendukung sektor pariwisata di Kabupaten Pangandaran sebagai welcome drink yang khas,” sebutnya.
“Kopi hasil tanaman warga Pangandaran dapat juga dijadikan oleh-oleh khas Kopi Pesisir dengan cita rasa yang luar biasa,” katanya.
Di tempat yang sama, Ketua KWT Srikandi sekaligus pengelola produksi kopi robusta Anih, 74, mengatakan, kopi biji robusta yang ditanam oleh kelompoknya telah berhasil diolah hingga bisa dinikmati masyarakat luas.
“Alhamdulillah kami juga telah mendapatkan sertifikat halal, semuanya lengkap.”
“Kedai kami buka setiap hari dari jam 17.00 WIB hingga tengah malam, tempatnya di sebrang Seafood Karya Bahari, Babakan, Pangandaran,” ungkapnya. dede ihsan