Korban KDRT di Pangandaran Meninggal Dunia Usai Dianiaya

Korban Kdrt
KORBAN KDRT di Pangandaran meninggal dunia usai dianiaya suami. ils/ruber.id

BERITA PANGANDARAN, ruber.id – Kiki Karwi, diduga menjadi korban KDRT atau aksi kekerasan dalam rumah tangga di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat.

Perempuan itu meninggal dunia setelah terlibat pertengkaran dengan suaminya, Senin (27/9/2021) sekitar jam 18.30 WIB.

Warga Dusun Cipari, Desa Sukaresik, Kecamatan Sidamulih ini dikejutkan dengan kematian mendadak yang menimpa perempuan 47 tahun itu.

Adik korban, Nandar mengatakan, sekitar jam 7 malam dirinya sedang berada di warung.

Tiba-tiba Ade Ahdia (suami korban) datang menemui dan memintanya untuk datang ke rumah.

“Saya ikuti dia ke rumahnya, ternyata kakak saya sudah dalam kondisi meninggal dunia,” kata Nandar.

Kabar kematian Kiki langsung menyebar, warga berdatangan dan bertanya-tanya ikhwal penyebabnya.

“Kaka saya langsung dibawa ke RSUD Pandega. Sedangkan suaminya ditahan warga lalu diserahkan ke polisi,” ujarnya.

Baca juga:  Tragedi di Pasar Wisata Pangandaran, Keluarga Karim Minta Maaf

Suami korban kini mendekam di balik jeruji besi ruang tahanan Mapolsek Sidamulih.

Buruh pabrik penggilingan padi tersebut harus menjalani pemeriksaan atas kematian istrinya.

Informasi yang dihimpun, belum diketahui penyebab pasti meninggalnya korban. Tak sedikit yang menduga bahwa ini korban KDRT.

Yang jelas di tubuh korban ditemukan beberapa luka lebam seperti bekas benturan benda tumpul.

Nandar mengaku belum tahu apa penyebab kematian korban.

Sepengetahuannya tidak ada saksi yang melihat persis kejadian pertengkaran itu.

Saat dirinya datang, kondisi rumah pun tidak berantakan.

Tidak ada tanda-tanda bekas perkelahian atau penganiayaan.

Namun demikian Nandar mengatakan sore sebelum kejadian, terdengar suara pintu rumah dibanting.

Diduga Bertengkar Usai Tukang Kredit Panci Datang

“Awalnya ada tukang kredit panci ke rumah mereka, lalu terdengar suara pintu dibanting. Saya menduga mungkin mereka bertengkar,” tuturnya.

Baca juga:  Akhmad Buhaiti: Pendidikan Islam Harus Dikelola Lebih Bermutu

Kemudian, Nandar dan keluarganya pergi ke warung. Sehingga tak tahu lagi apa yang terjadi dengan mereka.

Sementara itu, keponakan korban, Edin menyebutkan, korban selama ini sering cekcok dengan suaminya.

Dirinya mengetahui hal itu lantaran kerap kali korban curhat mengenai kondisi rumah tangganya.

“Masalahnya seputar urusan ekonomi. Korban pernah mengeluh, suaminya jarang memberi uang. Katanya uang selalu diberikan kepada anaknya,” sebutnya.

Korban dan suaminya belum genap empat tahun menjalin rumah tangga. Mereka awalnya pasangan janda dan duda.

Pernikahan mereka belum dikaruniai anak. Sehingga di rumah hanya mereka berdua.

Korban membuka warung di sekitar Pantai Karangtirta. Sedangkan suaminya bekerja jadi buruh di pabrik penggilingan padi.

Baca juga:  Pemekaran Pangandaran Tak Lepas dari Jasa Presidium

Korban Ditarik Hingga Terjatuh

Terkait penyebab kematian korban, Edin juga mengaku tidak tahu dan menyatakan tidak ada yang tahu persis.

“Tapi saya sempat menanyakan ke Ade (suami korban). Dia mengaku menarik istrinya hingga terjatuh di jalan menuju rumah,” terangnya.

Korban diseret sebelum akhirnya tak sadarkan diri di depan teras rumah.

Hingga berita ini ditayangkan, Polisi masih melakukan pemeriksaan intensif terhadap suami korban.

Polisi masih mengumpulkan keterangan dan alat bukti atas peristiwa KDRT tersebut.

Untuk kepentingan penyelidikan, polisi juga memasang police line di sekeliling rumah korban. (R002)