Kesulitan Tidur Nyenyak? Ini Penyebab dan Cara Mengatasi Insomnia
ruber.id – Apakah Anda pernah atau justru saat ini sedang mengalami insomnia? Jika ya, Anda harus tahu penyebabnya dulu agar bisa mengetahui cara mengatasinya.
Perlu diketahui, insomnia adalah kondisi di mana Anda merasa sangat sulit untuk tidur, sulit untuk tidur nyenyak, atau keduanya.
Terkadang kondisi ini dianggap wajar atau biasa, padahal bisa menjadi kronis sehingga membuat Anda sama sekali tak bisa tidur, bahkan ketika Anda ingin tidur.
Bagi Anda yang memiliki gangguan tidur ini, Anda biasanya akan bangun tidur dalam keadaan lelah. Alhasil, aktivitas keesokan harinya pun akan terganggu.
Menurut data dari berbagai sumber, gangguan tidur memiliki dua tipe, yaitu primer dan sekunder. Untuk tipe primer menandakan bahwa insomnia sebagai penyakit, yaitu muncul dengan sendirinya tidak terkait dengan kondisi medis apa pun.
Sedangkan tipe sekunder menandakan sebagai gejala yang muncul akibat adanya kondisi medis lain.
Insomnia juga dibedakan berdasarkan intensitasnya, yaitu akut dan kronis. Umumnya, insomnia akut terjadi dalam jangka pendek, berlangsung dari satu malam hingga atau dalam beberapa minggu, hanya saja gejalanya datang dan pergi.
Sementara insomnia kronis bisa bertahan lebih lama, yaitu tiga malam seminggu, sebulan, atau lebih dan hampir dirasakan setiap malam.
Salah satu studi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menemukan bahwa perkiraan 27% pasien yang disurvei melaporkan kesulitan tidur.
BACA JUGA: Terlihat Sepele, Sakit Pinggang Sebelah Kiri Bisa Menandakan Penyakit Serius
Gangguan ini dapat mempengaruhi pasien pada usia berapa pun. Hanya saja, peluangnya semakin meningkat pada orang yang sudah tua.
Lalu apa saja gejala insomnia? Gejalanya di antaranya kesulitan untuk memulai tidur di malam hari, sering terbangun di tengah malam atau bangun sangat pagi, bangun tidur dengan tubuh yang lelah, mengantuk dan kelelahan di siang hari, lekas marah, depresi, atau cemas/gugup.
Selain itu juga memiliki masalah dalam memperhatikan, sulit fokus pada tugas-tugas, dan sulit mengingat, sakit kepala dan kepala terasa tegang, rasa tertekan di perut dan usus, dan kekhawatiran tentang tidur.
Apabila Anda memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, segera konsultasikan dengan dokter.
Pada kasus ringan, insomnia dapat hilang dalam beberapa hari, tentunya ketika Anda tahu penyebab dan cara mengatasinya. Namun, Anda perlu melakukan pemeriksaan lebih lanjut, jika gangguan tidur terjadi lebih dari 4 minggu hingga mengganggu aktivitas harian.
Atau mungkin Anda sering terbangun di tengah malam dengan kaget, napas tersengal-sengal serta mengalami kondisi lain yang cukup mengganggu tidur, seperti heartburn, nyeri otot, dan sensasi tidak nyaman pada tubuh ketika Anda mencoba tidur.
Ada banyak penyebab insomnia. Di antaranya stres, kecemasan, kebiasaan tidur yang buruk, mengonsumsi minuman mengandung kafein dan alkohol, kebanyakan makan, riwayat medis, dan penggunaan obat.
Untuk mengatasinya, Anda bisa meminum obat yang dapat membantu Anda lebih rileks dan tidur atau berkonsultasi dengan dokter.
Anda juga bisa melakukan terapi perilaku kognitif disamping meminum obat. Karena, insomnia juga dapat dikelola dengan menjalani terapi. Misalnya terapi relaksasi atau terapi CBT.
Selain itu, Anda juga perlu melakukan perubahan gaya hidup agar kualitas tidur jadi lebih baik. Seperti rutin berolahraga, hindari kafein dan alkohol, hindari makan malam, tidur siang sebentar, mencegah stres, dan memperbaiki kebiasaan tidur. red