Gempa Myanmar Tidak Berdampak pada Kegempaan di Indonesia, BMKG: Tetap Waspada!

Gempa Myanmar Tidak Berdampak pada Kegempaan di Indonesia
Foto from WhatsApp Grup BMKG

BERITA INTERNASIONAL, ruber.id – Gempa bumi berkekuatan Magnitudo 7,7 yang mengguncang Myanmar, tidak berpengaruh terhadap aktivitas seismik di Indonesia.

Menurut Direktur Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Daryono, ada beberapa faktor yang menjelaskan mengapa gempa ini tidak memicu gempa di wilayah Indonesia.

Perbedaan Sumber Gempa

Daryono menjelaskan, gempa Myanmar dipicu oleh aktivitas di Jalur Sesar Sagaing, yang tidak berlanjut hingga wilayah Indonesia.

Dengan demikian, mekanisme pergerakan tektoniknya berdiri sendiri dan tidak mempengaruhi sistem sesar di Indonesia.

Jarak yang Terlampau Jauh

Jalur Sesar Sagaing terletak sekitar 1.256 kilometer dari Pulau Sabang, Indonesia.

“Jarak sejauh ini, membuat transfer energi seismik dari gempa Myanmar tidak berdampak langsung pada wilayah Indonesia,” ujar Daryono melalui rilis yang diterima ruber.id, Minggu (30/3/2025).

Baca juga:  PPKM Darurat Jawa Bali Menjelma Jadi Level 4, Ini Aturannya

Pelepasan Energi yang Bersifat Lokal

Setiap segmen sesar, memiliki laju geser (slip-rate) yang berbeda dan melepaskan energi secara mandiri.

Tegangan yang terakumulasi di setiap segmen sesar akan dilepaskan secara independen ketika mencapai batas elastisitas batuan.

“Sehingga, tidak ada pemicu antar-segmen yang signifikan,” ucap Daryono.

Tidak Ada Konsep Saling Picu Antargempa

Daryono menuturkan, dalam kajian seismologi, gempa yang terjadi di satu kawasan belum tentu berkaitan dengan gempa di kawasan lain. Terutama, jika melibatkan banyak sumber gempa aktif.

“Jika dua gempa terjadi berdekatan dalam waktu dan lokasi, itu lebih merupakan kebetulan daripada akibat saling pemicu,” sebut Daryono.

Keterbatasan Bukti Empirik

Hingga saat ini, kata Daryono, para ahli lebih mudah menganalisis aktivitas gempa berdasarkan lokasi dan waktu dibandingkan dengan perubahan tegangan dalam kerak bumi.

Baca juga:  Fakta Sesar Sagaing, Pembangkit Gempa Dahsyat Myanmar dengan Sejarah Aktivitas Seismik Tinggi

“Oleh karena itu, masih sulit untuk membuktikan bahwa satu gempa dapat memicu gempa lainnya di lokasi yang jauh,” jelas Daryono.

Hubungan Antara Gempa Utama dan Susulan

Gempa susulan (aftershock) umumnya terjadi di sekitar lokasi gempa utama akibat transfer tegangan statis (static stress transfer).

“Tegangan ini, hanya mempengaruhi daerah di sekitar pusat gempa dan tidak menjalar hingga ke wilayah lain yang lebih jauh,” kata Daryono.

Teori Pemicuan Gempa Dinamis yang Rumit

Konsep pemicuan gempa dinamis yang berkaitan dengan gelombang seismik memang memungkinkan satu gempa mempengaruhi gempa lain di lokasi yang jauh. Tetapi, syarat yang harus dipenuhi sangat kompleks.

“Oleh karena itu, sulit bagi gempa Myanmar untuk secara langsung mempengaruhi aktivitas seismik di Indonesia,” tutur Daryono.

Baca juga:  Izinkan Penggunanya Kutuk Rusia, Nasib Instagram Serupa Facebook dan Twitter

Indonesia Memiliki Sistem Sesar Sendiri

Daryono mengatakan, Indonesia berada di kawasan dengan banyak sesar aktif dan zona subduksi yang menjadi sumber utama aktivitas seismiknya.

Akumulasi energi pada setiap sesar di Indonesia, terjadi secara mandiri. Sehingga, tidak mudah dipicu oleh gempa yang terjadi di luar sistem tektoniknya.

Tetap Waspada dan Siaga

“Meskipun gempa Myanmar tidak berdampak pada kegempaan di Indonesia, masyarakat tetap perlu waspada terhadap potensi gempa di daerah masing-masing,” kata Daryono.

Daryono menambahkan, mengetahui lokasi sesar aktif di sekitar tempat tinggal dan membangun rumah dengan standar tahan gempa adalah langkah mitigasi yang penting untuk mengurangi risiko bencana di masa depan. ***