Mesin Tik Jadi Simbol Bersejarah bagi Pemerintah Desa Cikaramas Sumedang

Mesin Tik Milik Pemerintah Desa Cikaramas Sumedang
Mesin Tik milik Pemerintah Desa Cikaramas, Sumedang. Dok/ruber.id

BERITA SUMEDANG, ruber.id – Meski sudah jarang digunakan, mesin tik jadi simbol bersejarah bagi Pemerintah Desa Cikaramas, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.

Ya, sains dan teknologi akan selalu berkembang dari zaman ke zaman, melalui kreativitas manusia yang selalu haus berinovasi dan menciptakan hal-hal baru.

Di sisi lain, perkembangan sains dan teknologi juga akan menggerus penemuan manusia paling berpengaruh sekalipun, salah satunya mesin tik.

Sebelum komputer yang lebih praktis dengan ragam software yang dikembangkan sebagai pendukung, mesin tik bisa dikatakan jadi benda paling berpengaruh di abad 19.

Ditemukan pada akhir abad 18, hampir seabad lebih mesik tik merasakan kejayaan sebagai salah satu alat pencatat dokumen, keperluan jurnalistik, skripsi dan lainnya.

Baca juga:  Tenaga Medis Positif Covid-19 Nambah Lagi 1, Kasus di Sumedang Tembus 90 Orang

Tentunya tak ada yang abadi. Sains dan teknologi akan selalu berkembang sesuai apa yang dicari dan dibutuhkan manusia.

Itu juga, yang terjadi pada mesin tik yang mulai banyak ditinggalkan sejak tiga dekade terakhir.

Mesin Tik Jadi Simbol Bersejarah bagi Pemerintah Desa Cikaramas

Hal ini pula yang terjadi di kantor Pemerintah Desa Cikaramas, Kecamatan Tanjungmedar, Kabupaten Sumedang.

Di sana, mesin tik tetap disimpan meski sangat jarang digunakan dan berdebu.

Meski tak lagi jadi primadona dan dibiarkan berdebu, tapi bagi perangkat desa setempat, mesin tik tersebut adalah simbol dari sejarah pembangunan desa.

“Mesin tik manual ini, sudah lama tidak dipakai karena sudah diganti dengan perangkat komputer.”

Baca juga:  Rumah Panggung di Jatinunggal Sumedang Ludes Terbakar

“Ini pun, satu-satunya mesin tik yang tersimpan,” kata Tatang, salah seorang perangkat Desa Cikaramas.

Meski sudah terganti oleh perangkat komputer yang lebih canggih, mesin tik ini masih bisa digunakan.

“Ya masih terpakai juga, sebagai alat untuk keperluan surat menyurat resmi. Apabila, keadaan darurat akibat mati lampu.***