KOPI PAGI, ruber.id – Air laut sebagai penyembuh penyakit kulit rupanya pernah dialami dara cantik bernama Putri Kandita. Perempuan keturunan salah satu selir di Kerajaan Padjadjaran yang dipimpin oleh Sri Baduga Maharaja atau Prabu Siliwangi.
Paras cantik yang dimiliki Putri Kandita ini konon melebihi kecantikan sang ibu. Putri Kandita juga merupakan putri kesayangan dari Prabu Siliwangi.
Kala itu, karena paras cantik yang dimilikinya, kasih sayang Prabu Siliwangi terhadap Putri Kandita ini membuat iri keluarga Kerajaan Pajajaran lainnya.
Ketika Putri Kandita beranjak dewasa, sifat arif dan bijaksana seperti yang dimiliki Prabu Siliwangi juga mulai muncul pada dirinya.
Tak heran, jika Prabu Siliwangi bermaksud mencalonkan Putri Kandita sebagai penggantinya kelak.
Rencana ini ternyata tidak disukai para selir dan putra putri Prabu Siliwangi lainnya. Hingga akhirnya, mereka bersekongkol untuk mengusir Putri Kandita dan ibunya dari Kerajaan Pajajaran.
Para selir Prabu Siliwangi dan putra putri mereka pun mengadakan pertemuan rahasia di dalam istana, tanpa sepengetahuan Prabu Siliwangi.
“Hasil pertemuan rahasia ini menyepakati bahwa Putri Kandita dan ibunya, akan disantet melalui penyakit kulit yang menjijikan,” kata salah satu pegiat kebudayaan Kabupaten Pangandaran, Erik Krisnayudha, kepada ruber.id, belum lama ini.
Erik menyebutkan, salah seorang dari mereka yang menggelar pertemuan kemudian mengutus seorang dukun untuk mengirim penyakit kulit yang sangat menjijikan tersebut kepada Putri Kandita dan ibunya.
“Melalui ilmu hitam yang dimiliki dukun ini, dia menyihir Putri Kandita dan ibunya dengan penyakit kusta. Sehingga, sekujur tubuh mereka yang semula mulus dan bersih, timbul luka borok dan mengeluarkan bau yang tidak sedap,” sebut Erik.
Prabu Siliwingi, lanjut Erik, terheran-heran melihat penyakit yang menyerang Putri Kandita dan ibunya secara bersamaan ini.
Kemudian, kata Erik, Prabu Siliwangi mendatangkan para tabib terbaik untuk mengobati penyakit Putri Kandita dan permaisuri kesayangannya ini. Akan tetapi, tidak ada satu pun tabib yang didatangkan berhasil mengobati penyakit ini.
Dari hari kehari, penyakit yang diderita Putri Kandita dan ibunya ini kian parah hingga menyebarkan bau busuk yang sangat menyengat. Tubuh keduanya semakin melemah, karena tidak mau makan dan minum.
“Selang beberapa hari kemudian, ibu Putri Kandita menghembuskan nafas terakhirnya. Prabu Siliwangi sangat terpukul dengan kepergian permaisurinya ini,” ucap Erik.
Setelah permaisurinya wafat, Prabu Siliwangi berharap Putri Kandita sembuh. Akan tetapi, para selir dan putra-putri lain yang iri kemudian menghasut agar Putri Kandita pergi meninggalkan istana.
Alasan yang mereka sampaikan, khawatir jika penyakit kulit Putri Kandita ini menular ke seluruh warga yang ada di dalam Kerajaan.
“Dengan hasutan ini, Putri Kandita akhirnya meninggalkan istana melalui pintu belakang. Ia berjalan menuruti ke mana kakinya melangkah tanpa arah dan tujuan pasti,” tutur Erik.
Setelah berhari-hari menempuh perjalanan dengan berjalan kaki, Putri Kandita akhirnya tiba di Pantai Selatan. Di mana, di hadapannya terbentang samudera luas nan dalam.
“Saat itu, Putri Kandita memilih istirahat di tepi Pantai Selatan Jawa. Ketika tengah beristirahat itu, terdengar suara yang meminta ia untuk mandi di laut, jika ingin penyakitnya ini sembuh,” sebut Erik.
Setelah suara itu terdengar, tanpa berpikir panjang, Putri Kandita langsung mandi di air laut Pantai Selatan Jawa ini.
Mujarab, setelah mandi di laut tersebut, seluruh penyakit kulit Putri Kandita hilang. Kulit mulus dan bersihnya pun akhirnya kembali seperti sediakala. (R001/SMF)
BACA JUGA: Gunung Parang di Langkaplancar, Ada Makam 2 Kesatria Pengawal Raja Galuh