BKSDA Evakuasi Elang Brontok di Gunung Cakrabuana

BKSDA Evakuasi Elang Brontok di Gunung Cakrabuana
BKSDA Seksi Konservasi Wilayah VI Tasikmalaya berhasil menyelamatkan seekor Elang Brontok (Nisaetus cirrhatus). andy/ruber.id

BERITA TASIKMALAYA, ruber.id – Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Seksi Konservasi Wilayah VI Tasikmalaya berhasil menyelamatkan seekor Elang Brontok (Nisaetus cirrhatus) dari warga Kampung Bunihurip, Sukapada, Pagerageung, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.

Awalnya satwa endemik pegunungan Cakrabuana ini didapati Dadan Firmansyah dari seorang warga tetangga desanya, di daerah Kecamatan Ciawi.

Menurutnya, Elang tersebut ditemukan warga dari kebun di sekitar perkampungan yang diduga jatuh dari sarangnya.

“Saya tahu, elang itu satwa yang dilindungi. Makanya saya terpanggil ingin menyelamatkannya dengan menemui sang pemilik,” jelas Dadan, Kamis (10/2/22) siang.

Di tempat terpisah, Kepala Resort XX Gunung Sawal Bidang KSDA Rendi Herdian mengungkapkan, pihaknya telah mengevakuasi satwa langka tersebut.

Baca juga:  Relasi Terbentuk, KPU Kota Tasik Targetkan 83 Persen Pemilih

Sebelumnya, ia mendapat laporan dari Dadan melalui seorang kader konservasi yang aktif di Indonesian Animal Rescue (IAR) Ciamis, pada Selasa, (9/2/22) pagi.

“Kami mendapatkan laporan pada Selasa. Makanya keesokan harinya, bersama tim mengevakuasi satwa tersebut sore dengan menggunakan kendaraan dinas yang dilengkapi sangkar dan sarung tangan,” jelas Rendi.

Rendi mengapresiasi inisiatif Dadan beserta masyarakat sekitar kawasan Gunung Cakrabuana yang telah menyelamatkan satwa langka dengan penuh kesadaran dan tanggungjawab.

Ia menambahkan, selama setahun menjadi kepala resort banyak dibantu oleh masyarakat.

Menurutnya, kesadaran masyarakat di daerah Gunung Cakrabuana dan Gunung Sawal sudah tumbuh, sehingga ia merasa terbantu.

“Kawasan Gunung Sawal ini memiliki 33 desa binaan yang sudah memiliki rasa kepedulian akan pentingnya konservasi lingkungan.”

Baca juga:  Gunung Batara Sodonghilir Tasikmalaya, Spot Foto Hutan Pinus yang Terlupakan?

“Dengan konsep ‘Leuweung Hejo Rahayat Ngejo’ (Hutan Hijau Rakyat Sejahtera) kita selalu beriringan dan berdampingan,” tegasnya.

Sementara itu, Kepala Seksi Konservasi Wilayah VI Tasikmalaya Tatan Rustandi mengaku dalam kurun waktu dua bulan terakhir pihaknya telah menerima penyerahan satwa liar dari masyarakat di wilayah kerja Seksi Konservasi Wilayah VI Tasikmalaya, sebanyak 12 ekor.

Pada Januari sampai Februari, pihaknya telah mengevakuasi 12 satwa yang terdiri dari jenis Kukang, Elang, Trenggiling, Kucing Hutan, Buaya, dan Ular Sanca bodo.

“Sengaja kami jemput ke lokasi untuk memberikan kenyamanan dan sosialisasi kepada masyarakat,” ujarnya.

Penulis: Andy Kusmayadi/Editor: R003