BERITA SUMEDANG, ruber.id – Dalam upaya meningkatkan keterampilan dan produktivitas tenaga kerja, UPTD Balai Latihan Kerja (BLK) Sumedang menggelar pelatihan tenaga kerja berbasis unit kompetensi dengan memanfaatkan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) Tahun 2025.
Pelatihan ini, resmi dibuka oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Sumedang, Tuti Ruswati, di Aula BLK Desa Rancamulya, Kecamatan Sumedang Utara.
Kepala BLK Sumedang, Rita Fitriani menjelaskan, pelatihan ini merupakan tahap pertama di Tahun Anggaran 2025. Dengan total, enam paket pelatihan yang akan berlangsung selama 14 hari.
Sebanyak 120 peserta dari tujuh desa di Kabupaten Sumedang, turut serta dalam kegiatan pelatihan yang didanai dari DBHCHT ini.
“Pelatihan ini meliputi enam bidang keterampilan, yaitu servis sepeda motor injeksi di Desa Sekarwangi. Pembuatan roti dan kue di Desa Paseh Kidul, serta mebelair di Desa Tanjungmekar,” ungkap Rita, Jumat (21/2/2025).
Selain itu, kata Rita, terdapat pelatihan budidaya jamur di Desa Cisalak, pelatihan menjahit di Desa Cibereum Kulon.
Kemudian, pelatihan barista yang berlangsung di UPTD BLK Sumedang.
Sekda Sumedang Tuti Ruswati berharap, program ini dapat meningkatkan kompetensi peserta.
Sehingga, mereka memiliki keterampilan yang lebih baik dan mampu meningkatkan taraf hidupnya.
“Dengan peningkatan keterampilan (Upskilling), diharapkan peserta dapat meningkatkan taraf hidup mereka. Bahkan, menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat di sekitarnya,” ujarnya.
Menurut Tuti, pelatihan ini juga memiliki dampak positif dalam menekan angka pengangguran terbuka serta mengurangi tingkat kemiskinan di Kabupaten Sumedang.
“Program ini berperan strategis dalam meningkatkan daya beli masyarakat dan menekan tingkat kemiskinan ekstrem. Melalui, peningkatan jumlah tenaga kerja terampil,” ucap Tuti.
Tuti menyebutkan bahwa inisiatif ini sejalan dengan program Asta Cita Presiden Republik Indonesia. Tujuannya, menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan, serta sejalan dengan visi misi pemerintah daerah hingga tingkat desa.
“Kami berharap, program ini menjadi langkah konkret dalam menciptakan Indonesia Emas di tahun 2025,” kata Tuti. ***