GAYAIN  

Berikut Ciri-ciri Nyeri Haid Normal atau Tidak, Anda yang Mana?

Penyakit ini paling sering disebabkan oleh gonore (kencing nanah) dan klamidia.

Oleh karena itu, Anda perlu lebih peka terhadap berbagai gejala lain yang muncul selain nyeri saat haid.

Agar lebih jelas, tanda dan gejala lain saat seorang wanita terserang penyakit radang panggul yaitu nyeri di perut bagian bawah dan panggul.

Dan, mengalami keputihan tidak normal dengan bau yang sangat menyengat.

Gejala lain yakni perdarahan pada rahim yang tidak normal terutama selama atau setelah berhubungan intim.

Anda juga akan merasakan sakit saat berhubungan intim, kemudian demam terkadang disertai dengan menggigil dan sakit saat kencing.

Berhati-hatilah, karena Anda berisiko tinggi terkena penyakit radang panggul jika sudah aktif berhubungan seks di usia kurang dari 25 tahun.

Anda pun berisiko radang panggul jika sering ganti-ganti pasangan seks, berhubungan seks tanpa kondom, sering membersihkan vagina dengan sabun kewanitaan dan memiliki infeksi menular seksual.

Baca juga:  Inspirasi Outfit dari Disney Princess

Anda harus waspada jika menderita penyakit radang panggul, karena merupakan salah satu penyakit yang bisa menyebabkan wanita jadi sulit hamil.

Selanjutnya, pemicu nyeri haid tidak normal adalah adenomiosis. Adenomiosis merupakan kondisi saat sel-sel yang biasanya tumbuh ke luar rahim justru sebaliknya. Umumnya, sel malah tumbuh ke dalam otot rahim.

Ketika siklus menstruasi, sel-sel yang terperangkap ini merangsang perdarahan yang lebih parah dari biasanya.

Tanda-tanda adenomiosis biasanya sangat bervariasi sepanjang siklus haid akibat naik turunnya tingkat estrogen.

Yakni perdarahan yang lebih berat dari biasanya, sakit saat berhubungan seks, perdarahan di antara periode, dan kram rahim yang sangat menyiksa.

Anda juga akan merasakan sakit di daerah panggul, terasa seperti ada tekanan di kandung kemih dan dubur, serta sakit saat buang air besar.

Baca juga:  Biasa Tidur Tengkurap? Hati-hati Bahaya Ini Mengancam Anda

Sama dengan fibroid rahim, penyebab adenomiosis tidak diketahui secara pasti. 

Para ahli menduga kondisi ini sudah dapat muncul sejak janin masih dalam kandungan.

Cedera fisik atau peradangan pada rahim akibat operasi juga disebut-sebut bisa memicu kemunculan penyakit satu ini.

Wanita hamil yang duduk sambil memangku smartphone, pernah hamil anak kembar, dan berusia 40 sampai 50-an ternyata bisa meningkatkan risiko terkena adenomiosis.

Stenosis serviks atau kondisi dimana wanita yang serviksnya menyempit atau sepenuhnya tertutup setiap waktu juga menyebabkan nyeri haid tak normal.

Memang, kondisi ini cukup langka, di mana diameter serviks sangat kecil sehingga membuat aliran darah haid jadi lebih lambat dan menyebabkan rasa sakit.

Anda harus tahu bahwa sebagian wanita dilahirkan dengan kondisi ini. Di sisi lain, stenosis serviks disebabkan oleh kondisi atau masalah lain.

Baca juga:  Jangan Remehkan ISPA, Jika Dibiarkan Bisa Mematikan!

Di antaranya menopause, akibat jaringan serviks yang mulai tipis dan kaku, kanker serviks atau kanker endometrium (lapisan rahim), dan pembedahan atau operasi yang melibatkan serviks.

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, sempitnya serviks membuat aliran darah haid jadi terhambat. Hal ini bisa memicu penumpukan darah di uterus (hematometra).

Bila bercampur dengan sel-sel dari rahim, darah menstruasi bisa mengalir mundur ke panggul dan bisa memicu kemunculan endometriosis.

Pada kondisi ini, nanah juga bisa menumpuk di dalam rahim yang disebut dengan pyometra.

Hematometra atau pyometra dapat menyebabkan rahim membesar. Kadang-kadang, sebagian wanita juga merasakan nyeri atau benjolan di daerah panggul.

Namun, apapun penyebab nyeri haid Anda, segera periksakan diri ke dokter jika gejalanya terasa tidak normal. (R004/tasya)

BACA JUGA: Redakan Nyeri Haid dengan Cara Mudah dan Sederhana Ini