Jabar Siapkan 2.500 Ruang Isolasi di Desa

Antisipasi Kebocoran, Jabar Siapkan 2.500 Ruang Isolasi di Desa

BERITA JABAR, ruber.id – Jawa Barat telah menyiapkan 2.500 ruang isolasi di desa. Sebagai antisipasi pemudik nekat yang lolos penyekatan petugas dan berhasil sampai di kampung halaman.

Gubernur Jawa Barat Mochamad Ridwan Kamil menyampaikan hal itu, saat telekonferensi Talk Show BNPB. Terkait Kesiapan Pemda Menghadapi Larangan Mudik, dari Gedung Pakuan, Kota Bandung, Rabu (05/05/2021).

“Para pemudik ilegal tersebut harus menjalani karantina di ruang isolasi desa selama lima hari. Baru boleh bertemu keluarga.”

“Maka, di perkampungan kita sudah siapkan 2.500-an ruang isolasi. Kita sudah intruksikan kepada perangkat desa bagi yang ngotot. Agar setiba di kampung halaman untuk dikarantina,” ucapnya.

Menurut Gubernur, nantinya hasil dari karantina lima hari terhadap para pemudik tersebut. Akan di-update di aplikasi Pikobar. Agar ketahuan angka jumlah pemudik yang memaksa mudik.

Baca juga:  Truk Terbakar di Tol Padaleunyi, Arus Lalu Lintas Sempat Macet Total

“Ini sangat efektif. Tapi hasil akhirnya kita akan hitung berapa kenaikan bed occupancy rate (BOR) rumah sakit.”

“Karena provinsi Jabar sudah satu bulan, berkinerja sebagai satgas terbaik se-Indonesia,” katanya.

Ikuti Arahan Pemerintah Pusat

Ridwan Kamil menjelaskan, Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat mengikuti arahan pemerintah pusat. Dengan tidak memperbolehkan mudik lokal meskipun berada di wilayah aglomerasi.

Seperti di Bandung Raya. Meliputi Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Cimahi, Bandung Barat, dan Kabupaten Sumedang. Aglomerasi lain Bodebek meliputi Kab/Kota Bogor, Kab/Kota Bekasi, dan Kota Depok.

“Narasinya sama dengan pemerintah pusat. Mudik lokal itu tidak diperkenankan. Aglomerasi yang dibolehkan bergerak hanya untuk para pekerja saja,” tegasnya.

Baca juga:  Maling Motor Gagal Setelah Kunci Letter T Patah, Videonya Viral

Ridwan Kamil menegaskan, masih ada sekitar 7% warga yang memaksa mudik. Di mana, Jawa Barat sebagai tujuan pemudik dari Jawa Tengah dan Jawa Timur.

“Kurang lebih 400.000-an pemudik yang harus kami waspadai di wilayah Jabar,” imbuhnya.

Ridwan Kamil menambahkan, sesuai intruksi dari Kepolisian Republik Indonesia pada zona merah dan oranye sektor pariwisata ditiadakan.

“Jadi sesuai kesepakatan zona merah oranye itu pariwisata kita tiadakan. Dan ini, sudah menjadi intruksi dari kapolri yang boleh hanya zona kuning hijau. Termasuk juga berlaku bagi pelaksanaan salat idulfitri 1442 H.”

“Selama zona merah pariwisata kita tutup. Untuk pariwisata yang berada di zona nonmerah dbuka. Dengan menyesuaikan kapasitas 50 persen dengan tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat,” imbuhnya.