BERITA ruber.id – Sumber mata air panas biasanya kita jumpai di daerah pegunungan tinggi. Begitu pula dengan air yang mengandung rasa asin, umumnya ada di laut.
Namun, di Kabupaten Sumedang, tepatnya di Kelurahan Situ, Kecamatan Sumedang Utara, terdapat sumber mata air panas, sekaligus mengandung rasa asin.
Sumber mata air yang terdapat di daratan rendah, di tengah areal pesawahan ini warga sekitar namakan, Ciseupan.
Tak hanya panas dan asin, sumber mata air Ciseupan juga ternyata menjadi media penyembuh berbagai macam penyakit.
Mulai dari penyakit kulit, stroke hingga mampu menyembuhkan penyakit lumpuh total yang seseorang derita.
Bahkan, kata warga sekitar, Emah, 58, yang datang ke Ciseupan untuk menguji khasiat sumber mata air ini datang dari berbagai daerah.
Seperti dari Bogor, Subang, Kalimantan, hingga Sumatera.
“Belum lama ini ada tiga orang bule datang ke sini. Mereka mengaku tertarik ingin mengelola sumber mata air Ciseupan menjadi semacam tempat objek wisata.”
“Tapi itu kan tanahnya milik Pemkab Sumedang,” ujar pemilik warung di Jalan Parigi ini, yang lokasinya persis di depan sumber mata air Ciseupan.
Sudah Ada Sejak Zaman Kerajaan
Warga sekitar lainnya, Anda, 74, menuturkan, sumber mata air Ciseupan sebetulnya sudah ada sejak dirinya masih anak-anak.
“Sejak aki kecil juga sudah ada, dulu mah panas pisan bahkan. Cerita orangtua, Ciseupan sudah ada sejak zaman kerajaan.”
“Katanya, dulu Ciseupan itu tempat memandikan benda-benda pusaka dan benda-benda keramat lainnya,” ucapnya.
Meski begitu, lanjut Anda, warga sekitar sumber mata air Ciseupan tidak mengetahui secara pasti.
Baik secara keilmuan ataupun secara metafisik, penyebab sumber mata air panas dan asin yang hanya berukuran 2×6 meter persegi tersebut berbeda dengan sumber mata air lain yang ada di sekitarnya.
“Kalau berkhasiat menyembuhkan memang sudah sejak dulu. Penyebabnya, apa warga sini juga tak tahu.”
“Tapi anehnya, dulu tahun 1976, saat Ciseupan jadi tempat wisata pemandian oleh desa setempat, airnya menjadi air tawar biasa, teu panas, teu asin (Tidak lagi panas dan asin),” sebutnya.
Karena upaya menjadikan tempat wisata ini gagal, kemudian pihak desa tidak meneruskan upayanya mengembangkan Ciseupan.
Menjadi tempat wisata pemandian, dan mengabaikannya hingga sekarang.
“Gak nyampe setahun dulu dikelolanya, karena setelah dikelola, anehnya, airnya jadi tawar.”
“Tidak asin dan tidak lagi berkhasiat menyembuhkan penyakit,” tuturnya.
Mitos Air Panas-Asin Ciseupan
Warga lainnya, Dadang, 56, mengaku terkait mitos penyebab sumber mata air tersebut berbeda dengan sumber mata air lain di sekitarnya memang tidak berkembang mitos yang aneh-aneh.
“Kalau pun ada mitos Ciseupan itu bekas tempat memandikan benda pusaka dan benda keramat, itu mitos yang berkembang dari cerita turun temurun.”
“Tapi kalau Ciseupan berkhasiat menyembuhkan berbagai macam penyakit, hal tersebut memang telah terbukti dengan banyaknya warga yang berdatangan ke sana.”
“Mandi di sana, dan penyakit yang diderita menjadi sembuh sedia kala,” ucapnya.
Meski begitu, kata Dadang, untuk memastikan kandungan zat yang terdapat dalam air panas dan asin di Ciseupan tersebut, harus oleh tim ahli.
Sehingga, akan dapat informasi yang jelas terkait kandungan zat, hingga bisa tahu pasti, penyebab sumber mata air tersebut berbeda dengan sumber mata air lainnya di sekitar lokasi.
“Fenomena apa yang terjadi di sana, sehingga airnya panas dan asin, kemudian kandungan zat di dalamnya apakah aman atau justru membahayakan warga, tentunya harus melalui kajian ahli, katanya.
Penulis/Editor: R003