GAMEON, ruber.id – Bagi para pencinta game, pernahkah mencoba Valthirian Arc: Hero School Story di PC, PS4, atau Nintendo Switch? Game ini, menjadi salah satu dari lebih dari 300 karya yang dihasilkan oleh Agate, studio terkemuka yang bermarkas di Kota Bandung.
Agate, yang berkantor di Level Up Building, Kawasan Summarecon, Kota Bandung, Jawa Barat didirikan pada tahun 2009.
Dalam perjalanan 15 tahun, studio ini telah berkembang menjadi salah satu pengembang gim terbesar di Asia Tenggara, menghasilkan ratusan judul game.
Salah satu karya awal Agate, Football Saga 2, sempat menjadi favorit di Facebook pada masanya.
Selain mengembangkan game untuk hiburan, Agate juga merambah berbagai bidang lain. Seperti permainan berbasis iklan, pelatihan, hingga asesmen kepribadian.
Salah satu contohnya adalah game Earl Grey and This Rupert Guy, yang sukses memenangkan dua penghargaan di kompetisi Microsoft IMULAI 3.0.
Menurut Chief People Officer Agate, Aditia Dwiperdana, game bukan sekadar hiburan. Tetapi, memiliki manfaat edukasi dan strategis.
“Banyak game yang menggunakan bahasa Inggris di menunya. Ini membantu pemain untuk belajar sambil bermain,” ujarnya.
Aditia menjelaskan, game dapat membantu pemain mengasah keterampilan manajemen. Seperti mengatur waktu, strategi, bahkan keuangan.
“Pemain game, cenderung memiliki pola pikir positif. Ketika menghadapi kegagalan seperti game over, mereka terbiasa untuk mencoba lagi dan berusaha lebih baik,” ucap Aditia.
Hingga kini, game tetap menjadi salah satu hiburan yang diminati masyarakat. Karena, selain menyenangkan, juga dapat melatih kemampuan memecahkan masalah.
Dengan tim beranggotakan lebih dari 200 orang, Agate terus berinovasi untuk menciptakan game menarik yang relevan dengan tren terkini.
“Selama 15 tahun, kami berusaha konsisten menyajikan gim yang tidak hanya menghibur tetapi juga bermanfaat. Ini, menjadi bukti komitmen kami untuk menjadi yang terbaik di industri ini,” kata Aditia.***