Sumedang Jadi Role Model Transformasi Daerah di Kawasan Rebana

Sumedang Jadi Role Model Transformasi Daerah di Kawasan Rebana
Dok. Humas Pemkab Sumedang

NEWS, ruber.id – Kabupaten Sumedang, Jawa Barat dinilai sebagai daerah yang bergerak paling cepat dan paling progresif di antara tujuh wilayah yang tergabung dalam ekosistem ekonomi Rebana.

Kawasan strategis yang menjadi koridor pertumbuhan baru Jawa Barat ini meliputi Cirebon, Subang, Indramayu, Majalengka, Kuningan, Kota Cirebon, dan Sumedang.

Deputy CEO BP Rebana, Budhiana Kartawijaya menyampaikan apresiasinya terhadap perkembangan Sumedang usai memandu sesi CEO Talk pada West Java Investment Summit (WJIS) 2025.

Menurutnya, di bawah kepemimpinan Bupati Dony Ahmad Munir, Sumedang tak hanya siap menarik investasi. Tetapi, telah membangun fondasi digital dan infrastruktur yang kuat.

Komitmen Investasi dan Kemudahan Regulasi

Dalam forum WJIS ke-7 yang digelar Pemprov Jawa Barat bersama Bank Indonesia Jawa Barat, Bupati Dony menjadi pembicara dalam sesi CEO Talks bertema “How West Java Wins: Leveraging Trade, Technology, and Talent for Global Success”.

Ia menegaskan, komitmen Sumedang untuk memberikan kemudahan investasi. Termasuk, penyederhanaan regulasi dan penyediaan insentif bagi pelaku usaha.

Baca juga:  Berangkat Melalui Jalur Ilegal, TKI asal Sumedang Dikabarkan Sakit Lumpuh di Malaysia

Budhiana menambahkan, keunggulan Sumedang juga ditopang oleh aksesibilitas yang luar biasa.

Kehadiran enam gerbang keluar di sepanjang Tol Cisumdawu menjadikan mobilitas dari dan menuju Sumedang sangat efisien.

“Sumedang hanya berjarak hitungan menit dari Bandung dan Bandara Kertajati. Ini nilai strategis yang tidak dimiliki daerah lain,” ujarnya.

Kekuatan Ekosistem Talenta dan Infrastruktur Air

Sumedang disebut memiliki ekosistem pendidikan yang matang, terutama di Jatinangor yang telah lama menjadi pusat perguruan tinggi ternama.

Kolaborasi dengan pemerintah daerah juga mendorong pembukaan kampus baru untuk mencetak talenta muda di bidang manufaktur, digital, dan jasa.

Di sektor infrastruktur air, Sumedang diperkuat oleh keberadaan Bendungan Jatigede, Cipanas, dan Sadawarna.

Bahkan, Waduk Jatigede menjadi salah satu yang terbesar di Indonesia dan berperan penting bagi suplai air baku, energi, dan pariwisata.

Baca juga:  Kabar Baik, Kasus Covid-19 di Sumedang Relatif Terkendali

Potensi Wisata dan Budaya yang Menonjol

Kawasan perbukitan, panorama Bendungan Jatigede, kuliner ikonik seperti tahu Sumedang.

Selain itu, kekayaan budaya dinilai menjadi modal besar bagi pengembangan destinasi wisata berbasis alam dan tradisi.

Dengan akses Tol Cisumdawu, Sumedang disebut berpeluang menjadi tujuan “one-day trip” bagi warga Bandung dan Cirebon, serta opsi liburan akhir pekan bagi wisatawan Jabodetabek.

Menurut Budhiana, konsep green tourism dan smart tourism dapat menjadikan Sumedang wajah baru pariwisata Jawa Barat bagian timur.

Ia menegaskan, pentingnya menjaga budaya lokal agar pembangunan tidak menghilangkan identitas daerah.

Pelopor Digitalisasi Pemerintahan

Sumedang juga menjadi contoh nasional dalam transformasi digital birokrasi.

Proses administrasi seperti pembuatan KTP, KK, hingga layanan kesehatan dilakukan secara cepat dan transparan.

Dengan basis data real-time, pemerintah daerah dapat memantau pola penyakit hingga kebutuhan layanan publik bagi 1,1 juta penduduknya.

Untuk mendukung investasi, Pemkab Sumedang mengembangkan portal khusus yang menyediakan informasi peluang investasi, regulasi, hingga peta lahan dalam satu alur layanan terintegrasi.

Baca juga:  RSUD Sumedang Masih Kekurangan Dokter Spesialis

Tak hanya itu, dashboard transparansi fiskal memungkinkan masyarakat memantau penerimaan dan belanja daerah secara harian.

“Data harus mendekat ke publik, bukan sebaliknya. Ini prinsip pemerintahan modern,” kata Budhiana.

Menjadi Contoh Transformasi Daerah

Dengan capaiannya, Sumedang dipandang sebagai daerah yang paling siap menghadapi perubahan ekonomi global.

Kabupaten ini, menjadi contoh bagaimana transformasi digital, pembangunan infrastruktur, dan pemberdayaan talenta dapat berjalan bersamaan tanpa mengabaikan akuntabilitas publik.

Rebana Metropolitan, lanjut Budhiana, terus mendorong enam daerah lainnya untuk dapat bertransformasi dan terhubung dalam ekosistem ekonomi masa depan yang lebih digital, kompetitif, dan inklusif.

Di tengah persaingan global, Jawa Barat dituntut membangun keunggulan berbasis konektivitas, teknologi, dan kualitas sumber daya manusia.

Langkah yang telah diperlihatkan Sumedang disebut menjadi peta jalan menuju masa depan provinsi ini. ***