SPORTS, ruber.id – Gelandang andalan Inter Milan, Hakan Çalhanoğlu, akhirnya buka suara menanggapi pernyataan pedas rekan setimnya, Lautaro Martínez.
Usai tersingkir di ajang Piala Dunia Antarklub beberapa waktu lalu, kapten Inter, Lautaro menyiratkan kritik terhadap pemain yang disebutnya “tidak ingin bertahan” di San Siro.
Balas Pernyataan Lautaro Martinez
Dalam pernyataan terbuka yang penuh emosi dan ketegasan, Hakan Çalhanoğlu menegaskan komitmennya terhadap Inter.
Selain itu, ia membantah keras tudingan tidak lagi memiliki motivasi untuk bertahan di klub.
“Seorang pemimpin sejati tidak mencari siapa yang harus disalahkan. Kata-kata seperti itu, hanya memecah belah, bukan menyatukan.”
“Saya tidak pernah mengkhianati Inter,” ujar Hakan dikutip ruber.id dari akun X jurnalis Italia, Daniele Mari, Rabu (2/7/2025).
Çalhanoğlu juga mengungkapkan kisah di balik ketidakhadirannya di lapangan dalam turnamen baru-baru ini.
Meskipun mengalami cedera di final Liga Champions, ia tetap memutuskan untuk berangkat bersama skuat ke Piala Dunia Antarklub di Amerika Serikat.
“Keputusan untuk ikut ke AS saya ambil karena saya ingin tetap dekat dengan tim, memberi dukungan meski tak bisa bermain.”
“Sayangnya, saya kembali mengalami cedera otot dalam sesi latihan di sana, pada bagian yang berbeda dari cedera sebelumnya.”
“Diagnosisnya jelas, dan itulah satu-satunya alasan saya tidak bisa tampil. Tak ada drama, tak ada alasan tersembunyi,” ucap Hakan.
Kapten Timnas Turki ini mengaku, sangat terpukul dengan kekalahan terbaru yang dialami Inter dan tetap menunjukkan kepeduliannya meski dari jauh.
“Sesaat setelah peluit akhir, saya langsung menghubungi beberapa rekan untuk memberi dukungan. Karena jika kamu benar-benar peduli, itulah yang kamu lakukan,” jelas Hakan.
Namun, yang paling menyakitkan bagi Çalhanoğlu yaitu komentar-komentar yang muncul pasca-kekalahan.
“Selama karier saya, saya tak pernah bersembunyi di balik alasan. Saya bertanggung jawab atas apapun, bahkan pernah bermain sambil menahan rasa sakit.”
“Saya selalu ingin jadi panutan. Bukan dengan kata-kata, tapi lewat aksi nyata,” ucap Hakan.
Meski tetap menghormati pendapat orang lain, termasuk dari rekan setim atau petinggi klub, ia menegaskan bahwa rasa hormat seharusnya berlaku dua arah.
“Saya tidak pernah menyatakan tidak bahagia di Inter. Dulu saya pernah menerima tawaran besar dari klub lain, tapi saya memilih bertahan karena saya tahu arti seragam ini bagi saya. Saya pikir pilihan saya cukup berbicara,” jelas Hakan.
Çalhanoğlu menyampaikan pesan mendalam tentang arti kepemimpinan sejati yang ia pelajari saat menjadi kapten timnas Turki.
“Seorang pemimpin sejati adalah yang tetap bersama timnya, bukan yang mencari kambing hitam saat keadaan sulit.”
“Saya mencintai olahraga ini, saya mencintai klub ini, dan saya mencintai warna ini. Untuk itu, saya selalu memberikan segalanya.”
“Soal masa depan? Kita lihat nanti. Tapi sejarah akan selalu mengingat siapa yang tetap berdiri tegak. Bukan siapa yang paling keras berteriak,” sebut Hakan. ***