KOPI PAGI, ruber.id – Kadang kita merasa kesal akan sampah yang menumpuk. Seperti beberapa hari terakhir di Kota Bandung, Jawa Barat, banyak sampah menumpuk hingga setinggi truk.
Hal itu disebabkan oleh tumpukkan sampah yang belum terproses di Tempat Pembuangan Sampah (TPS).
Sayangnya, Indonesia belum memiliki proses daur ulang yang efektif.
Namun, bagi sebagian orang sampah tersebut dapat melahirkan inovasi baru.
Seperti yang dicontohkan oleh perusahan Conceptos Plasticos dari Bogota, Kolombia.
Dilansir dari National Geographic, perusahaan yang dimiliki oleh arsitek Oscar Andres Mendez dan Isabel Cristina Gamez tersebut membangun rumah dari daur ulang sampah plastik.
Sejak perusahaan didirikan pada tahun 2010 lalu, konsep bangunan yang mereka miliki cukuplah efisien.
Biayanya hanya mencapai $4000 hingga $7000 USD, saja per rumahnya.
Sampah plastik yang digunakan sebagai bahan bangunan, di antaranya adalah kantong plastik, kantong makanan ringan hingga botol shampoo.
Seluruh bahan tersebut, didaur ulang hingga menjadi bahan bangunan modular layaknya batu bata dan tiang fondasi bangunan.
Rumah dengan dua kamar tidur, satu kamar mandi, ruang tengah, makan dan dapur dapat menghabiskan sekitar enam ton plastik dan dibangun selama 5 hari saja.
Struktur rumah pun tahan gempa, api, terventilasi dengan baik, dan dapat berdiri hingga 200 tahun lamanya.
“Saya adalah orang yang peduli lingkungan, dan Cristina suka membantu sesama manusia,” ujar Mendez.
Prestasi Conceptos Plasticos
Awalnya, Conceptos Plasticos bekerjasama dengan perusahaan swasta dan perusahaan nonpemerintahan untuk membangun banyak rumah dan sekolah di Kolombia.
Selama periode awal perusahaan, Conceptos Plasticos berhasil membangun 50 rumah di beberapa bagian negara Kolombia.
Hingga akhirnya, seorang perwakilan dari Dana Anak PBB (UNICEF) negara Cote d’Ivoire, Abobacar Campo menghubungi Mendez dan Gamez pada tahun 2017 lalu.
Pemerintah Cote d’Ivoire meminta, agar masalah sampah diperbaiki. Karena, menyebabkan tersumbatnya air dan beresiko terdampak nyamuk malaria.
Banyak daerah pedalaman Cote d’Ivoire pun kekurangan sekolah dan rumah.
Sementara, rumah yang ada dibangun dari lumpur dan mudah rusak akibat hujan.
Bahkan di ibukota Abidjan, banyak wanita dengan anak yang digendong sedang mencari sampah plastik demi mencari nafkah.
“Kami memiliki solusinya. Dengan teknologi pembuatan bata plastik, kita dapat membua sistem ekonomi yang dapat memperkuat warga (Abidjan),” ujar Gamez.
Dengan bantuan $3 Juta Dolar AS dari UNICEF, Conceptos Plasticos membangun pabrik baru di Abidjan dan merekrut banyak pekerja wanita sebagai sumber plastik.
Hingga kini, lebih dari empat 4000 ton plastik telah dirubah menjadi 550 ruangan kelas di Cote d’Ivoire dengan biaya sekitar 60% lebih murah dari biaya standar.
Usaha ini, telah menciptakan siklus ekonomi yang menghilangkan sampah dari lingkungan.
Selain itu, meningkatkan sistem pendidikan dan menciptakan lapangan pekerjaan.
Mendez dan Gamez, kini tengah bernegosiasi di Ethiopia tentang proyek sekolah yang sama.
Negara Sudan Selatan pun, menjadi target berikutnya Conceptos Plasticos dengan proyek pembuatan jamban.
Jika pembangunan pabrik sulit dilaksanakan, Conceptos Plasticos telah mendesain varian gedung kecil yang dapat dikirimkan melalui kontainer.
“Memang terbuat dari sampah, tapi konsepnya sangatlah indah dan brilian,” ujar Kampo. ***