BERITA INTERNASIONAL, ruber.id – Presiden China Xi Jinping tiba di Malaysia, Selasa (15/4) malam hari, waktu setempat.
Dilansir dari AL-Jazeera, Xi Jinping terbang dari Vietnam setelah menandatangani puluhan kerjasama dagang di Hanoi. Di antaranya, adalah kecerdasan buatan dan konstruksi infrastruktur rel kereta.
Saat mendarat di Malaysia, Xi Jinping mengutarakan, kerjasama strategis tahap tinggi sangatlah bagus bagi kepentingan bersama antara Malaysia, yang ditujukan demi kedamaian, stabilitas, dan kemakmuran di wilayah regional serta dunia.
Kunjungan ke Malaysia ini, adalah pertama kalinya dari China sejak tahun 2013 lalu.
Xi Jinping akan berada di Kuala Lumpur selama tiga hari lamanya, dengan kunjungan ke Raja Sultan Ibrahim ibn Iskandar dan Perdana Menteri Anwar Ibrahim.
Malaysia Mitra Terbaik China di ASEAN
Dari tiga negara yang dikunjungi oleh Xi Jinping dalam satu minggu ini, Malaysia merupakan mitra terbaik bagi China.
Malaysia telah menjadi mitra dagang terbesar China sejak 2009 lalu, dengan komoditas dagang mencapai $212 Miliar Dolar AS, pada tahun 2024 lalu.
“Kunjungan ini, sangatlah signifikan. Banyak yang bisa dicerna oleh kita dalam hal ini,” ujar Muhammad Nazri Abdul Aziz, mantan duta besar Malaysia di AS dan mantan Menteri Luar Negeri.
China memberi pesan bahwa, mereka adalah mitra dagang yang bisa diandalkan.
Di bawah pimpinan Perdana Menteri Anwar Ibrahim, Malaysia semakin dekat saja dengan China.
“Hal ini, penting demi kemajuan negara dalam waktu mendatang, dan mengurangi pula pengaruh dari AS.”
“Kita sangat befokus pada China, itulah mentalitas kita. Alasan (Malaysia) terus dekat dengan China, adalah kami terus menghasilkan uang dengan mereka,” tambah Aziz.
Sementara itu, Analis China, Willy Lo-Lap Lam menyebutkan, secara politik, Malaysia memegang peran penting dari sepuluh negara anggota ASEAN.
“Termasuk di antaranya, bagaimana negara-negara ASEAN bereaksi atas masalah Laut China Selatan yang selalu bermasalah,” ujar Willy.
Secara ekonomis, Malaysia mirip dengan negara lainnya di ASEAN dengan kebijakan China Plus One.
Kebijakan ini ditujukan, agar perusahaan-perusahaan China dapat menciptakan variasi landasan manufaktur, rangkaian suplai serta membangun pabrik di luar China. ***