twads.gg

Ronin, Tikus Pendeteksi Ranjau Darat dari Kamboja Pecahkan Rekor Dunia

Ronin, Tikus Pendeteksi Ranjau Darat dari Kamboja Pecahkan Rekor Dunia
Tikus Ronin saat mendeteksi ranjau darat di Kamboja. Foto from website APOPO

BERITA INTERNASIONAL, ruber.id – Seekor tikus bernama Ronin berhasil meraih Rekor Dunia Guinness dengan mendeteksi lebih dari 100 ranjau darat di Kamboja pada 4 April 2025, lalu.

Ronin, adalah “agen” pendeteksi ranjau dari organisasi APOPO yang telah berdinas sejak tahun 2021, lalu.

APOPO, adalah organisasi kemanusiaan internasional dari Belgia yang melatih anjing dan tikus untuk mendeteksi ranjau darat dan bakteri penyakit tuberkolusis di seluruh dunia.

Dilansir dari laman web APOPO, pada 4 April lalu, tikus raksasa berkantung Afrika (cricotemis ansorgei) bernama Ronin telah meraih pencapaian rekor dunia Guinness.

Ronin dinobatkan sebagai tikus pendeteksi ranjau darat, paling banyak seantero dunia.

Ronin ini, adalah satu dari banyak tikus sebagai bagian program HeroRATs yang bertujuan untuk mendeteksi ranjau darat dan tuberkolusis.

Sejak berdinas pada bulan Agustus tahun 2021 lalu di Provinsi Preah Vihear, Kamboja, Ronin berhasil mendeteksi 109 ranjau darat dan lima belas hulu ledak pasif (UXO) lainnya.

Sebelumnya, rekor tersebut dicapai oleh tikus bernama Magawa yang berasal pula dari HeroRATs, dengan jumlah 71 ranjau darat dan 38 hulu ledak pasif berhasil terdeteksi olehnya selama lima tahun berdinas.

Baca juga:  Peristiwa pada 27 Agustus: Kasus Vina Cirebon hingga Serangan Besar di Batavia

Namun, Ronin yang masih berumur lima tahun, memiliki waktu dua tahun atau lebih lamanya hingga ia dapat terus memecahkan rekor tersebut sebelum akhirny pensiun.

Bantuan Pelatihan Positif HeroRATs

Kemampuan pendeteksi ranjau Ronin yang hebat adalah hasil dari bantuan pelatihan yang positif dari Pusat Pelatihan APOPO di Morogoro, Tanzania. Tepatnya, di Universitas Agrikultur Sankoine.

Sejak berumur muda, Ronin telah dilatih untuk mendengar suara klik, dengan hadiah kacang dan pisang jika berhasil.

Ronin pun, dilatih secara sistematis dalam satu pola jaringan yang terpasang pada tali, dan mengidentifikasi ranjau darat dengan menggaruknya.

Pola pelatihan berhadiah tersebut, menguatkan indera penciuman Ronin pada bahan peledak.

APOPO memastikan, Ronin hanya bekerja selama 30 menit sehari, sementara sisanya Ronin dapat menjelajah bebas atau istirahat di lingkungan alaminya.

Pola kebiasaan tersebut, dapat merangsang pikiran dan indera penciuman tikus secara alami.

Baca juga:  Peringatan 18 Agustus, Hari Penting dalam Sejarah Indonesia dan Dunia

“Pencapaian Rekor Dunia Guinness bukan hanya untuk meraih suatu rekor dunia. Tetapi, menghancurkan kesalahpahaman pula.”

“Pencapaian HeroRATs APOPO, pawangnya, serta seluruh pihak yang terkait dalam pelatihan binatang adalah contoh yang menunjukkan bahwa tujuan yang baik dapat dicapai melalui kerjasama antara manusia dan hewan,” ujar Adam Millward, Redaktur Pelaksana Rekor Dunia Guinness.

“Kesuksesan Ronin bukan hanya bukti dari potensi bantuan pelatihan positif. Dia bukan hanya sebuah asset; melainkan mitra dan kolega yang berharga,” tambah Phanny, pawang Ronin dari Kamboja.

Tikus-tikus raksasa berkantung Afrika anggoa HeroRATs adalah bagian integral dari Organisasi APOPO.

Spesies ini, dapat hidup selama lebih dari delapan tahun lamanya. Ketika tikus mulai menua atau menurun kemampuannya, tikus tersebut dipensiunkan dan diasuh di koloni pensiunan milik APOPO.

Di sana, hewan-hewan hasil pelatihan APOPO dapat hidup tenang dan nyaman di masa tua. Di antara, kolega dan teman yang menghormati mereka.

Baca juga:  Bikin Heboh! Arab Saudi Rayakan Hari Valentine Secara Besar-besaran

“HeroRATs bukan hanya seekor pekerja; mereka adalah angggota penting bagi tim kami. Memastikan kesehatan mereka sejak bekerja hingga pensiun adalah prioritas absolut kami,” ujar Pendo Msego, Petugas Kesejahteraan Hewan dari APOPO, Tanzania.

Masalah Ranjau Darat di Seluruh Dunia

Menurut Organisasi Pengawasan Ranjau Darat, hingga 2024 lalu terdapat 4 hingga 6 juta ranjau darat serta hulu ledak pasif lainnya.

Kesemuanya itu, mengancam jiwa banyak warga sipil di Kamboja akibat konflik militer yang berkepanjangan.

Sejak 1979, bahaya yang tidak kasat mata ini telah mengakibatkan 20 ribu korban jiwa dan 45.000 korban luka.

Usaha mengurangi ranjau darat yang terus dilaksanakan masih memiliki resiko yang signifikan, dengan jumlah 32 insiden selama tahun 2023 lalu.

Sementara di seluruh dunia, sekitar 110 juta ranjau darat masih tertanam di lebih dari 60 negara.

Pada tahun 2023, data yang diperoleh organisasi Peninjauan dan Penindakan Ranjau Darat menunjukkan sebanyak 5241 korban ranjau darat, 1431 diantaranya adalah korban jiwa. ***