Indonesia Makin Gelap, dalam Cengkeraman Demokrasi

Indonesia Makin Gelap, dalam Cengkeraman Demokrasi
Foto ilustrasi from iStockPhoto

OPINION, ruber.id – Indonesia, dulu disebut sebagai ‘mutiara’ Asia Tenggara. Kini telah menjadi korban dari sebuah sistem yang kejam.

Demokrasi yang makin memperburuk nasib rakyatnya dan membuat negara ini makin gelap hingga terjebak dalam cengkeraman kemiskinan dan ketidakadilan terhadap rakyatnya.

OLEH: Ummu Alila Arkan

Aksi “Indonesia Gelap”

Ribuan mahasiswa dari berbagai universitas di Jakarta. Di antaranya Universitas Nasional, Politeknik Negeri Jakarta, Sekolah Tinggi Teknologi Terpadu Nurul Fikri, dan Universitas Bung Karno, menggelar demonstrasi besar-besaran dengan tema “Indonesia Gelap” di kawasan Patung Kuda, Jakarta.

Mereka melakukan orasi dan menyampaikan aspirasi serta kritik terhadap pemerintah. Terutama, terkait efisiensi anggaran dan kebijakan yang dianggap tidak pro-rakyat.

Demonstrasi ini merupakan lanjutan dari aksi serupa yang telah digelar di berbagai daerah, dan akan mencapai puncaknya pada Jumat, 21 Februari 2025, dengan aksi gabungan bersama koalisi sipil.

Mahasiswa dan koalisi sipil meminta, perubahan signifikan dari pemerintah dan menuntut kebijakan yang lebih adil dan pro-rakyat.

Mahasiswa juga menuntut pemerintah untuk meningkatkan kualitas hidup rakyat, memperbaiki sistem pendidikan dan kesehatan, serta meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan.

Mereka juga menuntut pemerintah untuk mengatasi masalah korupsi, nepotisme, dan penyalahgunaan kekuasaan yang telah menjadi problema besar di Indonesia.

Dalam demonstrasi ini, mahasiswa juga menunjukkan solidaritas dengan rakyat yang telah terkena dampak dari kebijakan pemerintah yang tidak pro-rakyat.

Mereka juga menyerukan agar pemerintah lebih transparan dan akuntabel dalam mengelola keuangan negara dan dalam pengambilan keputusan.

Demonstrasi ini, diharapkan dapat menjadi momentum perubahan yang signifikan di Indonesia, dan dapat mendorong pemerintah untuk lebih serius dalam mengatasi masalah-masalah yang dihadapi oleh rakyat.

Baca juga:  Mengagungkan Perintah dan Larangan Allah

Solusi yang Tidak Tepat

Aksi demonstrasi besar-besaran yang melanda Indonesia, yang dikenal sebagai ‘Indonesia Gelap’, telah menyita perhatian seluruh negeri.

Aksi ini, yang dipimpin oleh kalangan mahasiswa di berbagai daerah, menuntut perubahan signifikan dari pemerintah.

Tuntutan-tuntutan yang dikemukakan oleh para mahasiswa meliputi perbaikan sistem pemerintahan, peningkatan kualitas pendidikan, dan pengentasan kemiskinan.

Mereka juga menuntut transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan negara.

Aksi demonstrasi ini telah menunjukkan kekuatan dan solidaritas di kalangan mahasiswa dan masyarakat sipil.

Mereka telah menunjukkan bahwa mereka tidak akan diam dan akan terus menuntut perubahan yang lebih baik bagi Indonesia.

Tuntutan yang diajukan tersebut sayangnya tidak mampu menyelesaikan masalah secara tuntas, bahkan beberapa di antaranya hanya menawarkan solusi yang sementara.

Bahkan, ada yang mengusulkan untuk kembali ke sistem demokrasi kerakyatan, yang tidak menawarkan perubahan yang signifikan.

Sistem demokrasi kerakyatan adalah sistem pemerintahan yang berdasarkan pada prinsip-prinsip demokrasi dan memberikan kekuasaan kepada rakyat untuk mengambil keputusan dan memilih pemimpin mereka.

Sistem ini, berbeda dengan sistem demokrasi liberal yang lebih menekankan pada hak-hak individu dan kebebasan.

Ironisnya, sistem demokrasi yang diterapkan saat ini justru menjadi penyebab utama masalah. Karena, telah diwarnai oleh berbagai kelemahan dan kekurangan, seperti korupsi, nepotisme, dan manipulasi.

Hal ini, menimbulkan kekhawatiran tentang nasib rakyat Indonesia di masa depan yang akan semakin gelap, karena terjebak dalam sistem yang tidak efektif dan tidak adil.

Solusi Terbaik

Mahasiswa sebagai agen perubahan haruslah memiliki kesadaran politik yang tinggi, kritis, dan proaktif dalam menghadapi isu-isu sosial dan politik.

Baca juga:  Mengkaji Ulang Pemilu Serentak 2019

Mahasiswa harus mampu memberikan solusi yang inovatif, berkelanjutan, dan berdampak positif untuk mengatasi permasalahan yang ada, serta menjadi bagian dari proses perubahan yang positif dan berkelanjutan.

Solusi yang benar dan efektif untuk mengatasi permasalahan yang ada hanya dapat ditemukan dalam sistem Islam. Yang merupakan satu satunya sistem yang dapat memberikan keadilan terhadap rakyatnya.

Mahasiswa sebagai agen perubahan haruslah menjadi pelopor dalam mengemban risalah Islam dan mengoreksi penguasa dengan melakukan amar makruf nahi mungkar.

Mahasiswa harus dapat menyuarakan solusi Islam dan memperjuangkan penerapan sistem Islam dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Sehingga terciptalah masyarakat yang adil, sejahtera, dan terpenuhi semua hajat hidupnya.

Dengan demikian, masyarakat dapat terhindar dari kegelapan dan kesuraman, dan dapat menikmati kehidupan yang lebih baik, lebih adil, dan lebih sejahtera.

Sistem Islam

Sistem Islam menawarkan solusi yang komprehensif dan berkelanjutan untuk mengatasi semua permasalahan sosial, ekonomi, dan politik. Karena, sistem ini merupakan sistem yang lahir dari Sang Pencipta Allah SWT.

Maka dari itu, mahasiswa harus menjadi bagian dari proses perubahan yang positif dan berkelanjutan dengan mengemban risalah Islam dan memperjuangkan penerapan sistem Islam.

Mahasiswa harus memiliki pemahaman yang mendalam tentang ajaran Islam dan sistem Islam, serta memiliki kemampuan untuk menganalisis dan mengkritik sistem-sistem yang ada.

Mahasiswa juga, harus memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan masyarakat, serta memiliki kemampuan untuk memimpin dan menginspirasi perubahan.

Dengan demikian, mahasiswa dapat menjadi agen perubahan yang efektif dan dapat memainkan peran yang penting. Dalam menciptakan masyarakat yang lebih baik, lebih adil, dan lebih sejahtera.

Baca juga:  Proses Pembelajaran Daring di Masa Pandemi

Maka, seyogyanya para pemuda haruslah bergabung bersama kelompok dakwah ideologis yang memiliki visi dan misi yang jelas dalam mengemban risalah Islam.

Dengan bergabung bersama kelompok dakwah ideologis, pemuda dapat memperoleh pemahaman yang mendalam tentang ajaran Islam dan sistem Islam, serta dapat mengembangkan kemampuan untuk menganalisis dan mengkritik sistem-sistem yang ada.

Selain itu, pemuda juga dapat memperoleh kesempatan untuk berinteraksi dan berkolaborasi dengan orang-orang yang memiliki visi dan misi yang sama. Sehingga, dapat memperkuat jaringan dan memperluas pengaruh dakwah.

Contoh Rasulullah SAW

Dengan demikian, pemuda dapat menjadi bagian dari proses perubahan yang positif dan berkelanjutan, sesuai dengan contoh yang telah ditunjukkan oleh Rasulullah SAW.

Rasulullah SAW, telah menunjukkan contoh yang baik dalam mengemban risalah Islam dan mengubah masyarakat dengan cara yang baik dan benar.

Beliau telah memperlihatkan bagaimana cara menghadapi tantangan dan kesulitan dengan sabar, bijaksana, dan tegas.

Beliau juga telah menunjukkan bagaimana cara membangun masyarakat yang adil, sejahtera, dan berkeadilan.

Dengan mengikuti contoh Rasulullah SAW, pemuda dapat memperoleh inspirasi dan motivasi untuk menjadi agen perubahan. Yang efektif, dan dapat memainkan peran yang penting dalam menciptakan masyarakat yang lebih baik, lebih adil, dan lebih sejahtera.

Oleh karena itu, pemuda haruslah bergabung bersama kelompok dakwah ideologis dan mengikuti contoh Rasulullah SAW. Dalam mengemban risalah Islam dan mengubah masyarakat ke arah yang lebih baik. Wallahua’lam. ***