Inovasi KSM Tamansari Kota Bandung, Olah Sampah dengan Maggot

Inovasi KSM Tamansari Kota Bandung, Olah Sampah dengan Maggot
Ketua KSM Tamansari Tuntas Kota Bandung, Handoyo. DOK. DISKOMINFO KOTA BANDUNG/ruber.id

BERITA JAWA BARAT, ruber.id – KSM Tamansari Tuntas di Kelurahan Tamansari, Kecamatan Bandung Wetan, Kota Bandung, berhasil mengolah hingga 800 Kg (kilogram) sampah organik per hari dengan metode unik menggunakan maggot.

Langkah ini, menjadi bagian dari upaya mendukung program darurat sampah di wilayah Tamansari, Kota Bandung, Jawa Barat.

Sampah organik yang diolah meliputi dedaunan kering, sisa makanan, dan buah-buahan.

Material tersebut, dikumpulkan dari 20 Rukun Warga (RW) di Kelurahan Tamansari.

Maggot, digunakan untuk menguraikan sampah organik menjadi pupuk kompos yang bermanfaat.

Ketua Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Tamansari Tuntas, Handoyo, 64, menyampaikan, metode ini memiliki potensi besar untuk mengurangi volume sampah yang dikirim ke Tempat Pembuangan Sampah (TPS).

Baca juga:  Kasus Nenek Arpah Tinggal Menunggu Jadwal Sidang dari Pengadilan Negeri Depok

Meski saat ini pupuk kompos hasil penguraian belum dijual, manfaatnya telah dirasakan oleh petani lokal.

“Fokus utama kami saat ini yakni memproses sampah, bukan pada komersialisasi hasilnya.”

“Meski begitu, langkah ini sudah membantu mengurangi beban sampah di TPS,” ujar Handoyo di TPS 3R Tamansari.

Selain pengolahan sampah, Handoyo menekankan pentingnya edukasi dan kesadaran masyarakat dalam memilah sampah sejak dari rumah.

Handoyo berharap, dukungan lebih dari pengurus RW dan pihak terkait untuk mendukung pengelolaan sampah yang lebih terorganisir.

“Jika warga semakin sadar memilah sampah, ditambah dukungan logistik dari berbagai pihak, kita bisa mengurangi sampah lebih efektif,” kata Handoyo.

Langkah inovatif ini, diharapkan menjadi contoh bagi wilayah lain dalam menghadapi tantangan pengelolaan sampah.

Baca juga:  Bupati Karawang Positif Corona, Bupati Garut dan Istri Negatif COVID-19

Selain itu, membuktikan bahwa solusi lokal yang berkelanjutan mampu memberikan dampak nyata bagi lingkungan.***