Profil Presiden RI 1 Soekarno, sang Bapak Proklamator

Presiden RI 1 Soekarno
Presiden RI 1 Ir. Soekarno. Foto from Pixabay

KOPI PAGI, ruber.id – Ir. Soekarno, yang dikenal sebagai Presiden pertama Republik Indonesia (RI) dan Bapak Proklamator, merupakan tokoh sentral dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Lahir dengan nama Koesno Sosrodihardjo pada 6 Juni 1901 di Surabaya, Presiden RI 1, Soekarno kemudian mengubah namanya karena sering sakit.

Soekarno, menempuh pendidikan di Technische Hoogeschool te Bandoeng (sekarang Institut Teknologi Bandung). Di mana, ia meraih gelar insinyur.

Di sinilah, ia mulai terlibat dalam gerakan nasionalis dan mengembangkan pemikiran-pemikiran politiknya yang revolusioner.

Sebagai seorang orator ulung, Soekarno mampu membangkitkan semangat nasionalisme di kalangan rakyat Indonesia melalui pidato-pidatonya yang berapi-api.

Pada 4 Juli 1927, ia mendirikan Partai Nasional Indonesia (PNI), yang menjadi wadah perjuangan untuk mencapai kemerdekaan.

Akibat aktivitas politiknya, Soekarno berulang kali ditangkap dan diasingkan oleh pemerintah kolonial Belanda.

Momen paling bersejarah dalam hidup Soekarno terjadi pada 17 Agustus 1945, saat ia bersama Mohammad Hatta membacakan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di Jakarta.

Proklamasi tersebut, menandai lahirnya negara Indonesia yang merdeka setelah ratusan tahun berada di bawah penjajahan.

Setelah kemerdekaan, Soekarno diangkat sebagai Presiden pertama Republik Indonesia.

Baca juga:  Konflik Indonesia-Cina, Tak Surutkan Tekad Warga Garut Bertahan di Natuna

Dalam masa pemerintahannya, ia merancang dasar negara yang dikenal sebagai Pancasila, yang menjadi ideologi dan landasan kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia.

Soekarno juga dikenal sebagai pemimpin gerakan Non-Blok, yang menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara yang berpengaruh di kancah internasional pada masa Perang Dingin.

Meskipun kepemimpinannya berakhir pada 1967 akibat gejolak politik dalam negeri, warisan Soekarno sebagai tokoh pemersatu dan penggerak kemerdekaan tetap dikenang hingga kini.

Soekarno wafat pada 21 Juni 1970 di Jakarta dan dimakamkan di Blitar, Jawa Timur, dengan gelar Pahlawan Proklamator yang dianugerahkan oleh bangsa Indonesia.

Soekarno, tidak hanya dikenang sebagai Presiden pertama. Tetapi juga, sebagai simbol perlawanan terhadap kolonialisme dan imperialisme.

Selain itu, Ir. Soekarno dikenal sebagai sosok yang menginspirasi perjuangan kemerdekaan di berbagai belahan dunia.

Pemimpin Visioner

Sebagai seorang pemimpin yang visioner, Soekarno memiliki pandangan yang jauh ke depan mengenai peran Indonesia di dunia.

Ia bercita-cita menjadikan Indonesia sebagai negara yang besar dan disegani, baik di kawasan Asia maupun di dunia internasional.

Salah satu caranya, melalui pembangunan nasional yang ia gagas dengan konsep Trisakti.

Baca juga:  Semua tentang Neteller: Sejarah, Kelebihan, dan Kekurangannya

Yaitu kedaulatan politik, berdikari dalam ekonomi, dan berkepribadian dalam budaya.

Politik

Di bidang politik, Presiden RI 1, Soekarno memperkenalkan konsep Nasionalisme, Agama, dan Komunisme (Nasakom) sebagai upaya untuk menyatukan elemen-elemen yang ada di Indonesia.

Dengan harapan, bangsa Indonesia bisa bersatu tanpa memandang perbedaan ideologi.

Meski demikian, konsep ini juga memicu kontroversi dan ketegangan, terutama dengan adanya konfrontasi antara kubu nasionalis, agamis, dan komunis yang semakin memanas.

Pemerhati Seni dan Budaya

Presiden RI 1, Soekarno juga sangat memperhatikan seni dan budaya, yang ia yakini sebagai cerminan jiwa bangsa.

Ia mendorong kebangkitan seni dan budaya Indonesia melalui berbagai proyek monumental.

Seperti pembangunan Monumen Nasional (Monas) dan Masjid Istiqlal di Jakarta, yang hingga kini menjadi simbol kebanggaan bangsa Indonesia.

Hubungan Internasional

Dalam hubungan internasional, Soekarno menjadi salah satu pendiri Gerakan Non-Blok.

Gerakan ini, bertujuan menjaga netralitas negara-negara berkembang dari pengaruh dua kekuatan besar dunia pada masa itu.

Yaitu Blok Barat (dipimpin Amerika Serikat) dan Blok Timur (dipimpin Uni Soviet).

Melalui Konferensi Asia-Afrika yang diadakan di Bandung pada tahun 1955, Soekarno berhasil menggalang solidaritas di antara negara-negara Asia dan Afrika yang baru merdeka.

Baca juga:  Sejarah Kelam Tenggelamnya Kapal Tampomas II

Memperjuangkan hak untuk menentukan nasib sendiri, dan menolak segala bentuk penjajahan.

Namun, di tengah keberhasilannya, kepemimpinan Soekarno juga menghadapi tantangan besar, terutama dari dalam negeri.

Kondisi ekonomi yang memburuk, ketidakstabilan politik, dan semakin menguatnya ketegangan antara kekuatan politik yang ada membuat posisi Soekarno kian terpojok.

Krisis politik yang memuncak dengan peristiwa Gerakan 30 September 1965 (G30S) akhirnya membuat Soekarno kehilangan dukungan dan kekuasaannya beralih ke Soeharto.

Meskipun demikian, Soekarno tetap dihormati sebagai figur yang berjasa besar dalam kemerdekaan dan pembentukan identitas bangsa Indonesia.

Pidato-pidatonya yang penuh semangat masih sering dikutip dan dikenang sebagai sumber inspirasi, terutama di saat-saat krisis nasional.

Warisan Soekarno terus hidup dalam ingatan kolektif bangsa Indonesia. Ia bukan hanya sekadar pendiri bangsa. Tetapi juga, seorang pemimpin yang visinya tentang kebangsaan, kemandirian, dan persatuan terus relevan hingga kini.

Nama Presiden RI 1, Ir. Soekarno akan selalu tercatat dalam sejarah sebagai Bapak Bangsa yang membawa Indonesia dari masa penjajahan menuju kemerdekaan dan kedaulatan penuh.***