BERITA TASIKMALAYA, ruber.id – Kelompok Pecinta Alam (KPA) Tasikmalaya menggelar Ngobrol Pintar Petualang (Ngopi).
Kegiatan ini bertujuan untuk memupuk nilai-nilai kebersamaan dan saling tolong menolong para pecinta alam di Tasikmalaya.
Hal itu penting agar banyaknya Kelompok Pecinta Alam yang tersebar di Kota Santri ini bisa berkontribusi.
Terutama, dalam menjawab persoalan-persoalan, termasuk kebencanaan yang berpotensi datang setiap saat.
Salah satu Perintis Forum Pecinta Alam Tasikmalaya (FKPAT), R. Diana Ogut menyebutkan, anggota KPA sejatinya bisa menjadi amunisi andal untuk menjawabnya.
Karena, selain karena mental mereka teruji, sebagian besar dari mereka juga telah memiliki bekal kemampuan dalam penanggulangan bencana.
Sehingga, BPBD Kota Tasikmalaya merekrut beberapa anggota KPA.
“Sayang, setelah ada BPBD dan pandemi, banyak anggota KPA seperti tiarap dan cenderung mempercayakan penanganan sejumlah bencana kepada keberadaan institusi negara itu,” ujarnya. Pada acara ngobrol pintar (Ngopi) Petualang, Selasa (12/10/2021).
Kegiatan Ngopi sendiri merupakan inisiasi Wanapala dan Disporabudpar Kota Tasikmalaya, di Ruang Ide.
Pada kesempatan ini, KPA melakukan penggalangan dana untuk kang Rian Brutus dan Komeng, yang sedang terbaring sakit.
“Maka, melalui momentum ini, kami berharap para KPA kembali ke habitatnya sebagai kelompok yang selalu siap.”
“Dan tanggap dalam membantu persoalan kebencanaan maupun lingkungan tanpa ada yang meminta,” jelasnya.
Selain Ogut, pada acara dengan peserta hadir mencapai ratusan anggota KPA di Tasikmalaya Raya itu menghadirkan para petualang senior.
Seperti Bongkeng, Pendaki Gunung Senior Indonesia; Mamay S Salim, Pemanjat Senior Indonesia.
Ada pulq, Iwan Irwan Kweceng, Tim 7 Summit Indonesia; dan Tim Eiger Adventure Service Team (EAST Indonesia).
Kweceng sepakat, kebersamaan jadi ruh dari setiap anggota KPA yang harus terus terpupuk dan terpelihara.
Pada dasarnya, kata Kweceng, ketika kebersamaan sudah terbangun, maka para anggota Kelompok Pecinta Alam bisa jadi problem solving bagi pemerintah.
Apalagi, sambung Kweceng, wadah berupa FKPAT, sudah lama terbentuk.
“Saya yakin setiap anggota KPA di mana pun memiliki jiwa dan semangat kebersamaan dan tidak akan menolak ketika ada yang meminta bantuan,” ujarnya.
Andriyana Bongkeng mengingatkan, agar institusi terkait juga harus proaktif merangkul para KPA, agar keberadaan yang telah terjalin ini bisa efektif.
“Setelah acara ini, idealnya lanjut dengan pelatihan skill para anggota KPA,” ucapnya.
Penulis: Andy Kusmayadi/Editor: Bam