Hallyu Com On, Harmonisasi Budaya Korea dan Lokal Tasikmalaya

Hallyu Com On Budaya Korea Dan Lokal Tasikmalaya
Budaya Korea dan lokal Tasikmalaya bersanding harmonis dalam gelaran Hallyu Com On di Gedung Kesenian Tasikmalaya, Sabtu (9/10/2021). andy/ruber.id

BERITA TASIKMALAYA, ruber.id – Hallyu Com On. Keragaman budaya merupakan keseluruhan yang kompleks dan beradaptasi mengikuti zamannya.

Salah satunya adalah Korean wave atau demam Korea.

Fenomena yang sedang mendunia di Indonesia, tak terkecuali di Tasikmalaya, Jawa Barat.

Hallyu Com On Satukan Budaya Korea-Tasikmalaya

Hallyu Com On merupakan judul event yang terselenggara di Gedung Kesenian, Kota Tasikmalaya, Sabtu (9/10/2021).

Acara ini merupakan gagasan komunitas Hanguk Saranghaneun Saramdeuri Moim (Hansamo).

Atau perkumpulan orang-orang yang mencintai Korea.

Komunitas ini mulai berkembang dan menjadi ajang bertukar informasi segala hal tentang tentang Korea.

Tidak hanya soal film, tapi juga banyak hal lainnya.

Virus Korea dengan K-Popnya, sudah membuat anak muda keranjingan.

Baca juga:  Warga Tasikmalaya Hilang di Sungai Ciwulan

Bahkan, romantisme drama Korea juga menjadi magnet bagi kaum hawa. Bahkan, hingga emak-emak zaman now.

Ketua Hansamo Tasikmalaya Sani Ihsania menjelaskan, gelaran Hallyu Com On ini bertujuan untuk saling memperkenalkan budaya lokal di Tasikmalaya dengan budaya Korea.

“Tidak ada tendensi untuk menggeser budaya lokal, dengan kemunculan budaya-budaya Korea saat ini,” jelas Sani kepada ruber.id, Sabtu.

Suguhan acara ini terbilang unik. Karena ada beberapa konten acara yang memang untuk memadukan seni Sunda dan Korea.

Di antaranya, ada Booth Kaligrafi Hangeul, hingga permainan tradisional Korea-Sunda.

Tampilan seni Karinding Awi SalRasa bersanding dengan Onara.

Kemudian, ada suguhan musik Sunda berkolaborasi dengan musik Salmunori asal Korea.

Baca juga:  Objek Wisata Curug Candung, Air Terjun di Kaki Gunung Karacak

Selain itu, ada juga pertunjukkan musik Chamber, Gommuchum (Tari pedang Korea).

Selain itu ada juga tari kipas Korea, Buchaechum.

Selanjutnya, pertunjukkan Rampak Kendang dan Tari Payung Geulis khas Tasikmalaya sebagai penutup.

“Ucapan terima ksih yang tak terhingga kepada segenap pendukung acara ini.”

“Mulai dari pemerintahan Kota Tasikmalaya, Dewan Kesenian Kota Tasikmalaya (DKKT).”

“Rumpul film, kawan-kawan komunitas yang ikut berkontribusi sehingga terselenggaranya acara ini,” ucap Sani.

Penulis: Andy Kusmayadi/Editor: Bam